Paderi, Embrio Gerakan Kelompok Radikal di Indonesia
NU Online · Jumat, 11 April 2014 | 10:03 WIB
Jakarta, NU Online
Gerakan Paderi abad lalu di Sumbar melahirkan bibit-bibit gerakan radikal yang menyebar hingga kini di sejumlah ormas seperti Komite Penegak Syariat Islam (KPSI) dengan warna lokal Sumbar, HTI, FPI, Salafi dan lainnya di Indonesia. Dalam melancarkan aksinya, mereka cenderung mengedepankan sikap radikal.
<>
Demikian dikatakan Wasekjen PBNU H Abdul Munim DZ menanggapi penelitian Wakil Sekretaris PWNU Sumbar Zainal bertema “Islam Radikal di Sumbar Pascaorba, Kajian Historis Gerakan Ormas Islam Garis Keras” kepada NU Online di kantor PBNU jalan Kramat Raya nomor 164, Jakarta Pusat, Jumat (11/4) siang.
“Gerakan Paderi itu mengilhami aktivis penegak syariat Islam di Indonesia yang tegabung di dalam wadah HTI, Salafi, FPI, KPSI, dan lainnya. Setiap ormas garis keras itu memiliki cakupan sendiri. Ada lokal, nasional, juga bahkan trasnasional,” kata H Abdul Mun’im DZ.
Mereka dengan berbagai cara mencapai maksudnya untuk menegakkan syariat Islam melalui struktural maupun kultural. Mereka menghendaki penerapan syariat Islam dalam perda-perda dan oleh masyarakat, kata Mun’im.
Dalam melakukan amar makruf dan nahi munkar, mereka tidak mengenal toleransi dan kompromi dengan pihak lain yang berseberangan dengan mereka. Mereka juga cenderung mengubah adat dan tradisi tasawuf yang berlaku di tengah masyarakat.
Mereka ingin menghapus segala bentuk bidah, takhayul, dan khurafat di tengah masyarakat, sambung Mun’im. Sayangnya, mereka dalam melancarkan aksinya berjauhan dengan cara dakwah Rasulullah SAW. Mereka bahkan tidak segan-segan memakai cara kekerasan bahkan pembunuhan.
Gerakan Paderi berawal dari pulangnya tiga warga Sumbar dari ibadah haji. Mereka yang terpengaruh oleh perkembangan gerakan Syekh M Abdul Wahhab di Arab saat itu, mencoba menerapkannya di Indonesia.
“Dampak struktulanya, mereka menolak sistem negara kebangsaan seperti Indonesia sekarang ini,” tandas Mun’im. (Alhafiz K)
Terpopuler
1
Targetkan 45 Ribu Sekolah, Kemendikdasmen Gandeng Mitra Pendidikan Implementasi Pembelajaran Mendalam dan AI
2
Taj Yasin Pimpin Upacara di Pati Gantikan Bupati Sudewo yang Sakit, Singgung Hak Angket DPRD
3
Peringatan HUT Ke-80 Kemerdekaan RI, Ketum PBNU Ajak Bangsa Teguhkan Persatuan
4
Kiai Miftach Jelaskan Anjuran Berserah Diri saat Alami Kesulitan
5
Tali Asih untuk Veteran, Cara LAZISNU Sidoarjo Peduli Pejuang Bangsa
6
Gerakan Wakaf untuk Pendidikan Islam, Langkah Strategis Wujudkan Kemandirian Perguruan Tinggi
Terkini
Lihat Semua