Optimalisasi Ziswaf Dinilai Mampu Tingkatkan Pendapatan Masyarakat
NU Online Ā· Rabu, 15 Desember 2021 | 23:45 WIB
Nuriel Shiami Indiraphasa
Kontributor
Jakarta, NU Online
Direktur Pendistribusian dan Pendayagunaan Zakat Infak, dan Sedekah (ZIS) Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Irfan Syauqi Beik menyebut zakat, infaq, sedekah, dan wakaf (Ziswaf) memiliki potensi yang signifikan dalam pemberdayaan ekonomi masyarakat.
Ā
āTernyata potensi Ziswaf adalah potensi besar,ā kata Irfan saat mengisi bahtsul masail āPenguatan UMKM Syariah Berbasis Teknologi,ā yang diselenggarakan oleh Pengurus Pusat (PP) Muslimat Nahdlatul Ulama (NU), Rabu (15/12/2021).
Ā
Hal ini ia sebutkan lantaran secara ekonomi, pengembangan Ziswaf yang terus didorong dapat membantu meningkatkan kapasitas pendapatan masyarakat menengah ke bawah, baik dalam aspek produksi maupun konsumsi.
Ā
āSehingga, mereka yang tidak bisa belanja, namun sebab zakat, mereka bisa meningkatkan konsumsinya, kemudian mereka bisa mengembangkan usaha-usaha yang akan memberikan sumber pendapatan berkelanjutan,ā ujar Komisioner Badan Wakaf Indonesia (BWI) tersebut.
Ā
Pembedayaan usaha mikro masyarakat berbasis Ziswaf, sambungnya, berpotensi memperluas basis-basis produksi masyarkat. āBasis produksi bisa dikembangkan. Keberadaan zakat dan wakaf ini memberikan efek positif dapam upaya menaikan kondisi masyarakat,ā katanya.
Ā
Dosen Ilmu Ekonomi Syariah Institut Pertanian Bogor (IPB) ini menerangkan, potensi zakat dan wakaf yang terhimpun penuh melalui suatu lembaga dan disalurkan sebesar 60 persen untuk usaha produktif masyarakat, akan menyumbang angka pertumbuhan ekonomi sebesar 10 persen. āBukan sekadar tumbuh, tapi tumbuh dengan rasa keadilan dan persamaan. Itu yang bisa kita lakukan melalui instrumen Ziswaf,ā ujarnya.
Ā
Selain itu, Irfan mengatakan Ziswaf dapat melancarkan sharing mechanism di tengah masyarakat. Hal tersebut menjadi penting, lantaran dampak dari macetnya suatu sharing mechanism dapat mengakibatkan tingginya angka kriminalitas.
Ā
āUjungnya akan menciptakan kondisi yang disebut social distrust atau ketidakpercayaan sosial. Kalau sudah begitu, antara satu kelompok dan kelompok lainnya akan tidak saling percaya dan masyarakat akan rapuh,ā tuturnya.
Ā
Oleh karena itu, Irfan menilai bahwa mengoptimalkan potensi zakat, infaq, dan wakaf melalui berbagai upaya strategis sangat diperlukan untuk bisa mendorong peningkatannya yang lebih besar. Terlebih, Indonesia sendiri sudah diuntungkan dengan karakteristik penduduknya yang dikenal dermawan.
Ā
āTinggal kemudian di antara hal yang perlu kita lakukan untuk memastikan zakat digunakan dengan tepat dan mengundang kepercayaan masyarakat, kita harus memastikan penyaluran zakat dengan baik,ā pungkasnya.
Ā
Kontributor: Nuriel Shiami Indiraphasa
Editor: Aiz Luthfi
Terpopuler
1
Aliansi Masyarakat Pati Bersatu Tetap Gelar Aksi, Tuntut Mundur Bupati Sudewo
2
Ribuan Santri Pati Akan Gelar Aksi Tolak Kenaikan Tarif PBB 250 Persen hingga 5 Hari Sekolah
3
Resmi Dilantik, Ini Susunan Pengurus LBH Sarbumusi Masa Khidmah 2025-2028
4
INDEF Soroti Pemblokiran Rekening yang Dianggap Reaktif dan Frustrasi Pemerintah Hadapi Judi Online
5
Obat bagi Jiwa yang Kesepian
6
Khutbah Jumat Bahasa Sunda: 5 Kapunjulan Ngonsumsi Kadaharan Halal
Terkini
Lihat Semua