Sampang, NU Online
Sebagai wujud kepedulian kepada keluarga almarhum Ahmad Budi Cahyono, PWNU Jawa Timur memberikan santunan. Pada saat yang sama disampaikan juga beasiswa kepada anak korban yang masih berada dalam kandungan.
“Kami dari PWNU Jatim menyampaikan duka mendalam atas tragedi yang menimpa almarhum Bapak Budi,” kata Achmad Muzakki, Kamis (8/2) malam yang didampingi PCNU Sampang. Dirinya juga menyampaikan bahwa jajaran syuriyah dan tanfidziyah merasa terpukul dengan kasus yang mengguncang dunia pendidikan tersebut.
Seperti diketahui, Ahmad Budi Cahyono guru honorer di SMAN 1 Torjun Sampang meninggal setelah mendapatkan penganiyaan dari muridnya saat mengajar di kelas. Dan Kamis malam merupakan hari ketujuh dari meninggalnya Bapak Budi.
Pada kesempatan tersebut, Sekretaris PWNU Jatim, Ahmad Muzakki memberikan santunan pada keluarga sekaligus beasiswa untuk anak korban yang masih dalam usia 5 bulan di kandungan.
Ahmad Muzakki menyatakan bahwa tragedi yang menimpa Bapak Budi sebagai problematika dunia pendidikan yang harus diselesaikan. “Guru saat ini bukan hanya sebagai sumber informasi dan ilmu,” kata guru besar UIN Sunan Ampel Surabaya tersebut. Keberadaan guru menjadi panutan untuk menuntun siswa pada cara belajar menuntut ilmu yang benar, lanjutnya.
Secara khusus, Ketua Dewan Pendidikan Jawa Timur ini mengemukakan bahwa keberadaan murid bukan hanya diajarkan untuk mendapt nilai baik dan berprestasi di sekolah. “Namun juga nilai moral dan karekter yang harus diimbangi dalam proses belajar,” tandasnya.
Hal senda juga disampaikan jajaran PCNU Sampang. KH Mubasyir Mahfud mengemukakan bahwa PCNU Sampang berkewajiban untuk terlibat dalam problematika masyarakat. “Salah satunya dalam meningkatkan kualitas pendidikan,” katanya. Pendidikan karakter merupakan kunci dalam meningkatkan moral murid di sekolah, lanjutnya.
Pada kesempatan tersebut PWNU Jatim juga memberikan santunan untuk keluarga korban yang diterima ayah korban, Ahmad Satuman. Pada saat yang sama juga diserahkan beasiswa pendidikan untuk anak korban yang masih dalam kandungan. Beasiswa tersebut merupakan bentuk kepedulian para kiai sebagai suntikan moril bagi korban dan keluarga.
Malam itu ratusan orang berkumpul dan membacakan doa untuk memperingati 7 hari meninggalnya almarhum Ahmad Budi Cahyono. Sejumlah warga terlihat larut membacakan kalimat thayyibah yang dipimpin tokoh masyarakat setempat. (Ibnu Nawawi)