Jakarta, NU Online
Muslimat NU tidak hanya konsentrasi masalah ibu dan keagamaan, tapi juga penanganan sampah dan lingkungan. Terkait hal itu, salah satu Banom NU tersebut menggelar “Orientasi Aplikasi Pelestarian Lingkungan Hidup yang Berpotensi Menciptakan Ekonomi Kreatif". Acara ini digelar di panti asuhan Harapan Kita milik Muslimat, Rabu (4/11).
<>
Ketua Bidang Lingkungan Hidup YKMNU, Asna Nelly Wahid, mengatakan, masalah lingkungan sekarang sudah menjadi perhatian banyak orang. Berbagai informasi tentang penyelamatan dan pelestarian lingkungan gencar dikampanyekan di berbagai media, sehingga semakin banyak masyarakat mengerti bahwa menjaga kelestarian lingkungan hidup adalah sebuah keharusan.
Â
"Keindahan lingkungan dan juga mampu menghasilkan manfaat ekonomi. Pelestarian lingkungan hidup tidak akan terwujud jika hanya dijadikan wacana formal saja, tetapi memerlukan kesadaran dan kemauan untuk melakukan aksi tersebut," katanya.
Oleh karena itu, katanya, peran lembaga-lembaga sosial dalam menggerakkan masyarakat dan keluarga akan selalu dibutuhkan. Mulai dari hal-hal kecil seperti membuang sampah pada tempatnya, memilah sampah organik dan nonorganik, menanam pohon, buah dan sayuran dan sebagainya agar lingkungan, indah dan nyaman.
Â
"Tidak harus memiliki lahan atau pekarangan luas untuk memiliki kebun keluarga, tetapi cukup dengan kemauan dan kreatifitas menanam tanaman buah dalam pot, menaman sayuran dengan sistem maka kebun keluarga bisa diwujudkan pada rumah dengan lahan terbatas," paparnya.
Â
Demikian pula sampah yang diproduksi oleh setiap rumah tangga sehari-hari sebaiknya dipilah dan dikelola dengan baik. "Sampah organik yaitu limbah yang berasal dari sisa makhluk hidup (alam) seperti hewan, manusia, tumbuhan yang mengalami pembusukan. Sampah menjadi sehat organik contohnya daun, kayu, kulit telur, bangkai hewan, kotoran dan lain-lain tergolong ramah lingkungan karena mudah diurai secara cepat oleh bakteri secara alam. Sampah organik ini yang bisa diolah menjadi pupuk," terangnya.
Â
Adapun sampah non organik, katanya, adalah sampah yang berasal dari sisa manusia yang sulit untuk diurai oleh bakteri sehingga membutuhkan waktu lama hingga ratusan tahun untuk bisa diuraikan misalnya plastik, besi, kaca, kain, kaleng dan sebagainya. Â
Â
"Sampah organik bisa diolah menjadi pupuk tanaman sedangkan sampah non organik bisa didaur ulang menjadi barang baru. Untuk mempercepat pembuatan pupuk dari sampah organik, menghilangkan bau sampah serta menyuburkan tanaman diperlukan larutan yang disebut bioactivator," katanya. (win/abdullah alawi)
Â
Terpopuler
1
Ketua PBNU Sebut Demo di Pati sebagai Pembangkangan Sipil, Rakyat Sudah Mengerti Politik
2
Khutbah Jumat: Refleksi Kemerdekaan, Perbaikan Spiritual dan Sosial Menuju Indonesia Emas 2045
3
Khutbah Jumat: Kemerdekaan Sejati Lahir dari Keadilan Para Pemimpin
4
Khutbah Jumat Bahasa Jawa: Wujud Syukur atas Kemerdekaan Indonesia ke-80, Meneladani Perjuangan Para Pahlawan
5
Prabowo Klaim Selamatkan Rp300 Triliun APBN, Peringatkan Risiko Indonesia Jadi Negara Gagal
6
Khutbah Jumat Bahasa Sunda: Ngeusian Kamerdekaan ku Syukur jeung Nulad Sumanget Pahlawan
Terkini
Lihat Semua