Nasional JELANG MUKTAMAR

Muktamar NU Harus Jadi Ajang Konsolidasi

Sel, 24 Februari 2015 | 16:02 WIB

Jombang, NU Online
Perhelatan Muktamar ke-33 Nahdlatul Ulama yang akan dilangsungkan di Jombang hendaknya bisa mempertemukan seluruh kekuatan jam'iyah demi khidmat di masa mendatang. Perbedaan politik, profesi dan sebagainya tak menghalangi khidmat pada agama, umat, bangsa, dan negara. 
<>
"Kita menyadari bahwa tidak mungkin warga NU terhimpun di salah satu profesi, partai politik, dan keahlian lain secara homogen. Yang justru mendesak dilakukan adalah bagaimana simpul itu dapat disinergikan menjadi kekuatan yang didermabhaktikan untuk agama, nusa dan bangsa," kata Ema Umiyyatul Chusnah kepada NU Online, Selasa (24/2).

Ketua PC Fatayat NU Jombang ini mengakui bahwa ada jutaan warga NU yang telah memilih menekuni sejumlah profesi dengan keahlian yang membanggakan. "Tidak sedikit dari mereka yang ahli kimia, mekanik, arsitektur, dokter spesialis dan sebagainya," kata Ning Ema, sapaan akrabnya. 

Demikian juga dalam pendidikan, ada ratusan guru besar dengan berbagai keahlian. "Bila mereka dipertemukan, bukan tidak mungkin mampu memperbaiki keadaan masyarakat dari berbagai sektor kehidupan," kata cucu KH Abdul Wahab Chasbullah ini.

"Ini belum para politisi NU yang berada di lintas partai," kata Ketua Fraksi Partai Persatuan Pembangunan DPRD Jombang ini. Dalam bayangannya, ada banyak kebijakan publik yang dapat dikeluarkan demi menjaga dan melindungi warga NU yang notabene adalah mayoritas penduduk Indonesia, lanjutnya.

Karena itu momentum muktamar yang akan diselenggarakan awal Agustus mendatang dapat menyadarkan khususnya para pengurus NU untuk melakukan konsolidasi potensi demi kepentingan yang lebih besar. "Agar kian dirasakan manfaatnya, maka muktamirin yang hadir hendaknya mampu melakukan konsolidasi kelembagaan dan potensi agar keberadaannya bisa dirasakan umat," ungkapnya.

"Kelebihan struktur organisasi dari kepengurusan pusat hingga ke tingkat anak ranting adalah sesuatu yang mahal dan amat disayangkan bila tidak digarap secara optimal," terang salah seorang pengurus di Pondok Pesantren Bahrul 'Ulum Tambakberas ini.

Bagaimana formula konsolidasi potensi besar warga NU ini, Ning Ema menyarankan agar sejak dini upaya melakukan pertemuan-pertemuan tersebut mulai dilakukan. "Tidak perlu menunggu dari panitia muktamar karena tugas mereka pasti berat," ungkapnya.

Ikhtiar bertemu dan menggalakkan komunikasi lintas profesi dan antarpotensi yang dimiliki oleh warga NU dapat dimulai dari sejumlah kalangan. Bisa dari struktural, atau mereka yang merasa peduli meskipun tidak menjadi pengurus NU. "Yang pasti, Jombang sebagai tuan rumah akan sangat bangga dan memberikan ruang bagi terjadinya konsolidasi tersebut," pungkas salah seorang Panitia Lokal Muktamar tersebut. (Syaifullah/Abdullah)