Nasional

Muhaimin Protes iklan Obral TKI di Malaysia

NU Online  ·  Selasa, 30 Oktober 2012 | 05:26 WIB

Jakarta, NU Online
Sebuah iklan “Indonesia Maids Now on Sale” –-pembantu rumah tangga Indonesia sekarang dijual murah-- muncul di Kota Kuala Lumpur di mana nama Rubini tertulis sebagai pemasang iklan.
<>
Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Muhaimin Iskandar mengatakan pemerintah Indonesia sudah melakukan protes secara resmi terhadap iklan itu. Ia juga mengimbau semua pihak tidak terprovokasi dan tidak bersikap reaktif dengan tayangan iklan flyer “obral” Pembantu Rumah Tangga (PRT) Indonesia.

“Jangan buru-buru menyimpulkan, apalagi mengambil tindakan. Kita harus tahu duduk persoalannya dulu,” kata Muhaimin dalam siaran pers di Jakarta, Senin (29/10).

Menurut dia, pemasangan iklan flyer itu dilakukan oleh orang yang tidak bertanggung jawab. Menurut Muhaimin, pemasang iklan itu sengaja ingin memunculkan isu untuk memprovokasi warga Indonesia.

“Iklan itu dipasang di kawasan WNI di Cow Kit Road yang biasa disebut sebagai ‘Little Indonesia Area’ di Kuala Lumpur. Kawasan itu bukan tempat yang biasa untuk mencari PRT,” katanya. 

Menakertrans menjelaskan, otoritas Malaysia tengah menyelidiki kasus ini, termasuk mencari tahu siapa Rubini sebenarnya.  “Tak ingin hubungan kedua negara retak, pemerintah Malaysia menjanjikan menyelidiki kasus ini secara tuntas,” katanya.

Kedai Gunting Rambut

Duta Besar RI untuk Malaysia Herman Prayitno mengatakan iklan "TKI on Sale" yang sedang hangat dibicarakan di dalam negeri merupakan tindak penipuan karena setelah dilakukan pengecekan ternyata hanya sebuah kedai gunting rambut.

"Tim kami mengecek langsung ke lokasi ternyata lokasi itu hanyalah kedai gunting rambut," kata Herman Prayitno saat dijumpai di ruangannya di Kuala Lumpur, Senin.

Dari pantauan KBRI, tempat yang merupakan ruko berlantai dua tidak menunjukkan adanya aktifitas penyaluran TKI, tapi merupakan kedai gunting rambut "Southern Guy`s", Southern Park, Klang, Selangor.

Atas kejadian itu, Dubes Herman juga telah mendatangi kantor Kementerian Luar Negeri Malaysia untuk menyampaikan nota protes dan meminta pihak pemerintah Malaysia melakukan tindakan terhadap orang-orang yang melakukan penipuan tersebut.


Redaktur: Mukafi Niam
Sumber  : Antara