Mereka Bertanya Banser ke Mana Saat Bencana karena Tidak Melihat
NU Online · Senin, 15 Oktober 2018 | 09:15 WIB
Palu, NU Online
Pada jam-jam pertama sejak kejadian bencana alam berupa gempa bumi dan tsunami di Sulawesi Tengah, anggota Ansor dan Banser langsung bertindak membantu warga. Saat itu, Jumat (28/9), sebanyak 30 anggota Ansor dan Banser Sulawesi Tengah, tengah mengadakan rapat persiapan penyambutan Kirab Satu Negeri di Pesantren Baitul Izzah, Padanjese, Palu Barat.
“Dalam keadaan panik tapi insting membantu sesama begitu kuat, kami akhirnya mendampingi warga yang dilanda ketakutan karena gempa yang baru saja terjadi,” kata Ketua GP Ansor Sulteng, Alamsyah Palenga, Ahad (14/10) malam.
Melayani wawancara dengan NU Online di Pos NU Peduli Tavanjuka, Kota Palu, Alamsyah menuturkan saat itu sebagian warga di pengungsian darurat adalah para mahasiswa yang sedang mengikuti pelatihan. Mereka berasal dari berbai daerah. Alamsyah dan anggotanya sangat mengerti para mahasiswa itu jauh dari keluarganya, sehingga upaya untuk menenangkan mereka menjadi salah satu hal yang saat itu terpikirkan untuk dilakukan.
Terlebih warga lainnya juga mengalami ketakutan, suasana mencekam, listrik dan penerangan mati, akses komunikasi terputus. Malam itu hingga tiga hari berikutnya pendampingan GP Ansor Palu menjangkau 260 warga pengungsi.
“Kami membuat dapur umum, mendirikan tenda, memotivasi warga pengungsi agar tetap tenang. Padahal ada anggota kami yang keluarganya juga menjadi korban,” kisahnya.
Anggota Banser yang dimaksud Alamsyah adalah Husnan. Husnan merupakan warga Perumnas Balaroa, satu kompleks perumahan yang tergeser, tergerus dan tertelan lumpur akibat likuifaksi.
“Istri dan anak Sahabat Husnan meninggal,” ujar Alamsyah prihatin.
(Baca: Menengok Kampung yang Hilang di Sibalaya)
Menurut Alamsyah pencarian terhadap jenazah istri dan anak Husnan sudah dilakukan, walaupun tidak berhasil ditemukan. “Sampai dua minggu sejak kejadian belum ditemukan, jadi Sahabat Husnan sudah merelakan walaupun jenazah istri dan anaknya tidak ditemukan. Karena kalaupun ditemukan sekarang, keadaannya mungkin tidak bisa untuk dipindahkan,” lanjut Alamsyah.
Walaupun kehilangan istri dan anaknya, Husnan sampai saat ini masih aktif membantu warga lainnya sebagai relawan.
Berbagai penanganan untuk membantu warga dan daerah terdampak juga terus dilakukan oleh GP Ansor dan Banser Palu. Pada pekan pertama selain mendampingi 260 warga di pengungsian darurat, GP Ansor juga membantu mendatangkan BBM dari Mamuju ke Kota Palu. Ansor dan Banser juga turut membantu pencarian dan evakuasi jenazah warga yang meninggal.
Selain itu, tindakan anggota GP Ansor dan Banser terkait penanganan gempa dan tsunami Sulteng di wilayah lainnya juga bukan omong kosong. Di Bandara Tampa Padang Mamuju, anggota Banser dan Ansor bergabung dalam Tagana membantu penyaluran logistik bagi warga yang memilih eksodus dari Palu ke Mamuju.
“Bahkan ada salah satu anggota Banser Mamuju yang meninggal dunia saat menjadi relawan dan bertugas di Bandara Mamuju,” tutur Alamsyah.
Keadaan tak jauh beda terjadi di Bandar Udara Sultan Aji Muhammad Sulaiman, Balikpapan, Kalimantan Timur, anggota Banser turut mengamankan dan membagikan logistik bagi warga yang tiba di di Bandara Balikpapan.
Alamsyah menegaskan penanganan oleh Banser dan Ansor untuk membantu warga tetap dilakukan. Saat ini, dengan 150 relawan Ansor dan Banser, Banser telah bergerak di 162 titik. Bersama NU Peduli, kata Alamsyah, Ansor dan Banser Sulteng masih melakukan pendampingan di Sambo, Kabupaten Sigi.
Namun, di tengah-tengah aksi nyata Ansor dan Banser, masih ada saja pihak yang mempertanyakan ke mana Banser dan Ansor saat terjadi bencana? Menurut Alamsyah, GP Ansor dan Banser tidak memedulikan pertanyaan itu, karena sebemum ada pertanyaan itu pun, Ansor dan Banser telah tegas menjawab dengan kerja-kerja nyata.
“Kalau ada yang biang Ansor Banser tidak membantu warga terdampak bencana, mungkin mereka memang tidak melihatnya,” katanya. (Kendi Setiawan)
Terpopuler
1
Saat Jamaah Haji Mengambil Inisiatif Berjalan Kaki dari Muzdalifah ke Mina
2
Soal Tambang Nikel di Raja Ampat, Ketua PBNU: Eksploitasi SDA Hanya Memperkaya Segelintir Orang
3
Meski Indonesia Tak Bisa Lolos Langsung, Peluang Piala Dunia Belum Pernah Sedekat Ini
4
Belasan Tahun Jadi Petugas Pemotongan Hewan Kurban, Riyadi Bagikan Tips Hadapi Sapi Galak
5
Cerpen: Tirakat yang Gagal
6
Jamaah Haji Indonesia Diimbau Tak Buru-buru Thawaf Ifadhah, Kecuali Jamaah Kloter Awal
Terkini
Lihat Semua