Menko Polhukam: NU Pilar Utama Perdamaian di Indonesia
NU Online · Selasa, 12 Januari 2016 | 03:00 WIB
Banyuwangi, NU Online
Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Luhut Binsar Panjaitan mengatakan, NU adalah pilar utama dalam mengawal kebhinnekaan dan perdamaian di Bumi Pertiwi.
<>
Ia mengatakan hal tersebut dalam Halaqoh Nasional tentang bahaya narkoba, terorisme, dan radikalisme yang digelar Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Banyuwangi bekerja sama dengan Kemenko Polhukam di Graha Bhakti, Genteng, Banyuwangi, Jawa Timur, Senin (11/1).
Menurutnya, munculnya beberapa aliran garis keras tidak membuat NU goncang tetapi justru semakin kuat dan konsisten membela serta menjamin kebebasan beragama sehingga seluruh rakyat bisa hidup damai.
Mantan Menteri Perindustrian dan Perdagangan era Presiden KH Abdurrahman Wahid ini juga mengapresiasi semangat NU dalam mencintai tanah air. Ia berpendapat, tanpa tanah air rakyat tidak akan bisa beribadah dengan aman dan nyaman, seperti yang terjadi pada Muslim Rohingya di Myanmar.
"Saya terharu mendengar adik-adik tadi menyanyikan lagu ‘Ya Ahlal Wathan’, hal ini menunjukkan bahwa besarnya cinta Warga NU pada tanah air kita Indonesia. Karena dengan cinta tanah air, maka bangsa ini akan aman dan tentram," tuturnya.
Lagu “Ya Ahlal Wathan” merupakan lagu ciptaan salah satu pendiri NU KH Abdul Wahab Chasbullah yang berisi salah satunya seruan bahwa cinta tanah air bagian dari ekpresi keimanan. Lagu tersebut menjadi sajian pembuka halaqah kali ini setelah sekitar tiga ribu orang yang hadir dalam kesempatan itu menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya.
Hadir pula sebagai pembicara dalam kesempatan ini Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Komjen Pol. Budi Waseso, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Komjen Saud Usman Nasution, Wakil Gubernur Jatim H Syaifullah Yusuf (Gus Ipul), Ketua PWNU Jatim KH Hasan Mutawakkil Alalloh, dan Ketua PCNU Banyuwangi H Masykur Ali.
Masykur Ali mengungkapkan, stabilitas politik di Kabupaten Banyuwangi relatif aman dan terjaga walau dihuni beberapa macam agama, suku, bahasa, dan adat. "Di Banyuwangi ini ada tiga suku dan bahasa yang berbeda. Ada Jawa, Madura, dan Osing. Namun kita patut berbangga bahwa ketiganya dapat hidup berdampingan tanpa ada masalah,” katanya. (Anang Lukman Afandi/Mahbib)
Terpopuler
1
Gus Yahya Sampaikan Selamat kepada Juara Kaligrafi Internasional Asal Indonesia
2
LBH Ansor Terima Laporan PMI Terlantar Korban TPPO di Kamboja, Butuh Perlindungan dari Negara
3
Dukung Program Ketahanan Pangan, PWNU-HKTI Jabar Perkenalkan Teknologi Padi Empat Kali Panen
4
Menbud Fadli Zon Klaim Penulisan Ulang Sejarah Nasional Sedang Uji Publik
5
Guru Didenda Rp25 Juta, Ketum PBNU Soroti Minimnya Apresiasi dari Wali Murid
6
Kurangi Ketergantungan Gadget, Menteri PPPA Ajak Anak Hidupkan Permainan Tradisional
Terkini
Lihat Semua