Medan, NU Online
Gubernur Sumatera Utara H. T. Erry Nuradi menyambut tim Ekspedisi Islam Nusantara yang telah tiba di kota Medan Rabu (4/5) pagi setelah beberapa hari sebelumnya menjelajah Aceh. Bertolaj ke Medan, mereka dilepas dari Banda Aceh oleh Gubernur Zaini Abdullah Zakir Manaf Selasa sore (3/5).
“Kita perlu mengenal anak bangsa dari Sabang sampai Merauke, untuk mengenal potensi-potensinya,” katanya mengemontari arti pentingnya melakukan perjalanan ke daerah-daerah di Kantor Gubernur, Rabu (4/5).
Kemudian memperkenalkan profil daerahnya yang terdiri 33 kabupeten dengan 14 juta jiwa, tersbesar setelah Jawa Barat, Jawa Timur, Jawa Tengah.
Terkait ekspedisi Islam Nusatara, ia menyarankan berkunjung ke museum Kota Medan sebelum melakukan penjelajahan. Museum tersebut tahun lalu terpilih menjadi meseum terbaik di Indonesia. “Ada baiknya ke museum dulu sebelum ke tempat-tempat yang akan dijelajah,” katanya.
Kemudian tim Pekan Raya Sumatera. Meski sudah tutup, tapi di situ ada rumah adat suku-suku Sumatera Utara. “Di sana untuk bisa mengenal Sumatera Utara. Hanya 15 menit dari Kantor Gubernur,” lanjutnya.
Sumatera Utara ini, kata dia, berjuluk berbilang kaum, atau multietnis. Ada banyak etnis hidup berdampingan yaitu Toba, Batak, Karo, Mandailing, Simalungun, Pak Pak, Angkola, Melayu, Nias. “Uniknya mayoritas di Sumatera Utara adalah orang Jawa sekitar 35 persen. Selain itu banyak juga suku-suku lain seperti Aceh, Minang, Arab, Cina, India, dan suku-suku lain.”
Ia bersyukur, meski terbilang banyak suku dan tentunya agama, tapi Sumatera Utara berada dalam kondisi keamanan, belum ada masalah pertikaian antaretnik dan berharap tidak akan pernah ada.
Setelah itu, ia baru menyaranakan tim ekspedisi untuk menjelajah sekitar Medan yaitu ke Langkat. Di daerah itu ada Masjid Raya peninggalahan Kesultanan Langkat. “Perlu diketahui, Sumatera Utara itu terdiri beberapa kesultanan, yaitu Asahana, Kota Pinang, Deli, Langkat.”
Di Langkat terdapat tarekat Naqsyabandiyah terbesar di dunia yang didirikan Syekh Abdullah Wahab Rokhan. Haulnya didatangi ribuan orang di seluruh Indonesia dan luar negeri.
Kemudian ia memberikan saran kepada tim Ekspedisi Islam Nusantara untuk menjelajahi beberapa kabupaten Kabupaten Tapanui tengah. Di kabupaten tersebut terdapat salah satu tempat yang menjadi pintu pertama masuknya Islam yaitu di Barus.
Hal itu bisa dibuktikan dengan banyaknya makam ulama dan orang Islam dari dari Timur Tengah yang telah berumur ratusan tahun. “Bisa diteliti dari batu nisan itu pada abad berapa meraka di sana. Duta besar Timur Tengah, Afrika, Asia, telah banyak berkunjung ke sana untuk membuktikan itu. Sekitar 10 jam dari Medan,” jelasnya.
Dalam perjalanan ke Tapanuli Tengah, bisa singggah ke danau Toba, danau kedua terbesar di dunia. Di tepi danau sedalam 1 km tersebut terdapat jalan melingkar sejauh 300 km dengan melewati tujuh kabupaten. Di tengah danau tersebut ada pulau Samosir. (Abdullah Alawi)