Tangerng Selatan, NU Online
Seorang Muslim seharusnya memiliki jiwa entrepeneur dan melaksanakannya sebagai bekal dalam kehidupannya. Nabi Muhammad, yang meskipun seorang Nabi, ia juga seorang entrepeuneur yang jangkauannya begitu luas, yang harusnya patut dicontoh oleh para umatnya.
Mustasyar Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kota Tangerang Selatan Nurul Yaqin menyatakan bahwa paket seorang muslim memang seharusnya berentrepeneur, hal itu dianalisa dari Al-Qur’an mengapa di dunia ini diciptakan seorang Muhammad yang masa kecilnya adalah seorang penggembala kambing.
“Semesta ini diciptakan itu karena Muhammad, kalau tidak ada Muhammad, semesta ini tidak diciptakan, Nabi Muhammad itu by design, sebelum lahir Nabi Ibrahim sudah mendoakan, Nabi Isa juga sudah mengumumkan,” kata Presiden Direktur PT Multi Hokkindo Adji (Ben Hokk Property) kepada NU Online di kediamannya, Ciputat, Tangerang Selatan (20/12).
Mengapa juga, lanjutnya, seorang Muhammad setelah lahir skenarionya itu menggembala kambing? Kemudian selama 12 tahun pula ia diajak dagang dan diajari dagang pamannya, dan pada saat umur 16 tahun Nabi berdagang sendiri?
“Kenapa Nabi tidak diskenariokan oleh Allah menanam kurma, memetik kurma, dan jualan kurma di kampungnya?,” tegas Ketua Umum Pengurus Pusat Keluarga Mathali’ul Falah (PP KMF) 2017-2022 itu.
Ia mengungkapkan bahwa Nabi pada umur 16 tahun itu sudah go global, Nabi bukan seorang importir atau pebisnis lokal, ia seorang pengekspor yang perdagangannya memiliki jangkauan luas hingga negara Syam. Kalau dikaitkan dengan konteks sekarang, mengapa Indonesia defisit, itu karena kebanyakan impor dan tidak pernah melakukan ekspor.
“Kalau pada umur 16 tahun kita tidak bisa seperti Nabi dengan berentrepeneur, bagaimana kita bisa mendapatkan syafa'atnya, sedangkan kita tidak mau berusaha,” paparnya.
Ia juga mengisahkan, selain seorang pedagang, Nabi juga seorang traveller. Nabi ketika masih kecil sudah ziarah Makkah-Madinah ke makam bapaknya. “Coba bayangkan berapa kilo jarak Makkah-Madinah itu?,” tanyanya.
Mark Zuckeberg seorang Yahudi pada umur 30 tahun kurang dari 2 tahun asetnya bisa mencapai 900 T. Tapi umat Islam tidak ada yang mampu mencapai itu, inilah yang menjadi problem umat Islam saat ini.
Mereka mengalami krisis figur, mereka masih disisakan oleh perilaku kolonial yang menjadikan seseorang untuk selalu berdiam diri, dan jika seorang perempuan tempatnya selalu di dapur, tidak perlu mengurusi bisnis dan lain sebagainya.
“Kenapa kita tidak menganggap seorang Nabi pada usinya sebelum 40 tahun yang seorang entrepeneur itu? Jika dalam istilah psikologi, manusia itu didefinisikan ketika umur 40 tahun, maka proses menuju 40 tahun itulah yang harusnya dijadikan suritauladan pada diri Nabi,” terangnya. (Nuri Farikhatin/Muiz)