Nasional 1 ABAD NU

Mbah Arifin, Banser Tertua yang Akan Ikut Tampilkan Koreografi di Puncak 1 Abad NU

Sen, 6 Februari 2023 | 16:00 WIB

Mbah Arifin, Banser Tertua yang Akan Ikut Tampilkan Koreografi di Puncak 1 Abad NU

Mbah Arifin (65 tahun) Banser tertua berasal dari Nganjuk, Jawa Timur, di sela geladi resik koreografi bersama 12 ribu personel Banser. (Foto: NU Online/Suwitno)

Sidoarjo, NU Online
Salah satu hal yang akan menarik perhatian di dalam acara Puncak Resepsi Hari Lahir (Harlah) 1 Abad Nahdlatul Ulama (NU) adalah penampilan koreografi 12 ribu personel Barisan Ansor Serbaguna (Banser) di Stadion Gelora Delta Sidoarjo, Jawa Timur, pada Selasa (7/2/2023) besok. 


Belasan ribu Banser itu berasal dari 9 kabupaten yang ada di Jawa Timur. Keikutsertaan mereka tak dibatasi usia. Mulai dari usia baru lulus sekolah menengah atas hingga orang tua lanjut usia, selama mereka mampu, dipersilakan untuk ikut berlatih koreografi agar bisa tampil di hadapan Presiden Joko Widodo dan ulama mancanegara.


NU Online berhasil menemui seorang personel Banser tertua saat mereka tengah melakukan gladi bersih di Stadion Gelora Delta Sidoarjo, pada Senin (6/1/2023) siang. Banser tertua ini akrab disapa Mbah Arifin. Dari wajah dan gigi yang sudah banyak tanggal itu, dia selalu jadi pusat perhatian.


Mbah Arifin berasal dari Nganjuk, Jawa Timur, berusia 65 tahun. Meski sudah lanjut usia, tetapi semangatnya untuk terus berlatih tetap tak kalah dengan anak-anak muda yang mendominasi pasukan Banser.


Dia memastikan diri selalu dalam keadaan semangat, meskipun selama dua hari belakangan ini dia harus berlatih di bawah terik matahari bersuhu lebih dari 30 derajat celcius. Jiwa semangat itulah yang mengilhami Mbah Arifin untuk tetap setia kepada Banser sejak 1993.


“Rasanya jadi Banser, semangat. Semangat!” seru Mbah Arifin seraya mengepalkan tangan dan menyunggingkan senyum hingga menampakkan giginya yang tinggal dua.


Dalam keikutsertaan memeriahkan Peringatan Puncak Resepsi Harlah 1 Abad NU ini, Mbah Arifin meniatkan diri untuk ikut olahraga. Dia juga punya niat agar anak-anak muda yang belum bergabung Banser bisa terinspirasi darinya.


“Satu Abad NU mengikuti olahraga. Alasannya menyemangatkan rekan-rekan yang belum masuk (Banser). Semangat saja. Pekerjaan sehari-hari cangkulan,” ujar Mbah Arifin yang sehari-hari mengaku bekerja sebagai petani.


Sebagai Nahdliyin yang ikut menjadi bagian dari sejarah dengan ikut tampil membawakan koreografi, Mbah Arifin juga memiliki harapan kepada perkumpulan ulama terbesar di dunia ini. “Harapan untuk NU lebih baik lagi,” kata Mbah Arifin.


Pelatih Koreografi Banser Denny Malik mengatakan, penampilan 12 ribu Banser itu diikuti oleh segala usia. Ia menyebut, peserta koreografi terdiri dari usia muda sampai yang sudah beruban, berusia lebih dari 60 tahun.


“Ini seru karena ini belum pernah terjadi. Biasanya kita kalau bikin tarian, misalnya untuk remaja, remaja semua. Untuk anak-anak atau ibu-ibu, bapak-bapak. Jadi boleh dibilang usianya nggak beda. Tapi ini kan dari yang muda, remaja (sampai orang tua),” kata Denny.


Dari belasan ribu yang tak memiliki batasan usia itu, Denny merasa tertantang untuk bisa menampilkan mereka secara kolosal dan kompak. Sebab penampilan ini nanti akan menjadi sangat bersejarah.


“Kita harus nekat, dengan sekian ribu orang, kita harus bisa mengumpulkan mereka dengan niat bisa kompak, tinggal nanti di-show mereka langsung tampil di depan Presiden,” ucap Denny Malik.


Pewarta: Aru Lego Triono
Editor: Musthofa Asrori