Maulid dan Hari Kemerdekaan Tak Kenal Batas Waktu
NU Online · Senin, 16 April 2012 | 03:12 WIB
Jepara, NU Online
Maulid Nabi atau peringatan hari kelahiran Nabi Muhammad SAW dapat dilaksanakan setiap saat. Maulid tidak mengenal batas waktu. Demikian diuraikan Habib Muhammad Luthfi bin Hasyim bin Yahya saat memberikan taushiyah dalam Peringatan Maulid Nabi, Haul Syekh Abu Bakar, Habaib, Auliya, Sesepuh, Kiai Se-Kabupaten Jepara dan Gebyar Merah Putih di Pendopo Kabupaten Jepara, Sabtu (14/4) kemarin.<>
Menurut Rais Aam Jamiyyah Ahli Thariqah Al-Mu’tabarah An-Nahdliyyah kepada ribuan jamaah yang hadir ia mengungkapkan tidak adanya batas waktu untuk maulidurrasul dikarenakan agar tidak menunggu setahun sekali. Sehingga dipaparkannya boleh dilaksanakan setiap Senin, Kamis dan momentum-momentum yang lain.
Hal itu, tegas Habib sejalan dengan peringatan HUT RI. Dalam memperingati Peringatan 17-an tidak hanya setiap tujuhbelasan saja melainkan pada upacara bendera sejatinya tertuang makna kemerdekaan. “Semisal pada saat pengibaran sang saka merah putih adalah wujud nasionalisme kita terhadap pejuang yang telah mendahului,” tegasnya.
Ia prihatin jika peringatan Maulid dan 17an hanya dilaksanakan setahun sekali sebab semangat nasionalisme akan semakin luntur. Apalagi cucu-cucu ditahun-tahun yang datang sudah tidak lagi mengenal Nabi Muhammad SAW, Soekarno, M Hatta, Jenderal Soedirman, Pangeran Diponegoro dan masih banyak lagi. “Hal itu merupakan cerminan untuk menghargai tarikh, sejarah,” tambahnya.
Bupati Jepara, H Ahmad Marzuqi dalam sambutannya atas nama kepala daerah menuturkan dengan kegiatan tersebut merupakan bukti kecintaan kepada Nabi Muhammad SAW dan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Cinta kepada tanah air lanjutnya perlu ditanamkan sedalam-dalamnya pada masing-masing individu. Selain itu untuk memperkokoh NKRI perlu ditopang dengan persatuan dan kesatuan.
Kapolres, Dandim Jepara juga memberikan kata sambutan. Rebana Kanzus Salawat dari Pekalongan mengiringi pembacaan maulid simtuth duror yang dipimpin Habaib. Menyanyikan lagu Indonesia Raya juga dilantunkan sebagai bentuk cinta kepada tanah air.
Redaktur : A. Khoirul Anam
Kontributor: Syaiful Mustaqim
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Mempertahankan Spirit Kurban dan Haji Pasca-Idul Adha
2
Ketum PBNU Buka Suara soal Polemik Tambang di Raja Ampat, Singgung Keterlibatan Gus Fahrur
3
Jamaah Haji yang Sakit Boleh Ajukan Pulang Lebih Awal ke Tanah Air
4
Rais 'Aam dan Ketua Umum PBNU Akan Lantik JATMAN masa khidmah 2025-2030
5
Khutbah Jumat: Meningkatkan Kualitas Ibadah Harian di Tengah Kesibukan
6
Khutbah Jumat: Menyatukan Hati, Membangun Kerukunan Keluarga Menuju Hidup Bahagia
Terkini
Lihat Semua