Cegah Kekerasan, Pagar Nusa Rembang Gelar Latihan Gabungan
NU Online · Selasa, 28 Maret 2017 | 18:01 WIB
Dalam rangka melakukan pembinaan kepada anggotanya, perguruan pencak silat Pagar Nusa Rembang mengadakan latihan bersama di lapangan Taman Borotugel, Selasa (28/3) pagi. Latihan yang diikuti seluruh anggota dari 14 kecamatan se-Kabupaten Rembang ini diawali dengan pawai ta'aruf untuk memperkenalkan pagar nusa kepada masyarakat.
Mereka berjalan kaki sejauh 1 kilometer di pusat kota dan alun-alun Rembang. Selain meningkatkan kemampuan ikatan perguruan pencak silat Pagar Nusa yang menjadi badan otonom NU itu mendatangkan anggota baru, mulai dari usia 12 hingga 27 tahun.
Menurut keterangan Ketua Pagar Nusa Rembang Abdul Aziz melalui Muhammad Zainurrouf, selain menjaga dan mengenalkan sesama anggota dan keluarga Pagar Nusa, latihan gabungan juga dimaksudkan untuk membekali para siswa dan anggota Pagar Nusa di Rembang yang mengedepankan persaudaraan, bukan kekerasan.
"Kami memang selalu melakukan pemantauan kepada anggota dan juga siswa yang masih berlatih di Pagar Nusa baik secara akhlak, dan juga moral. Jika sampai dijumpai ada anggota Pagar Nusa yang anarkis, akan kita bina secara khusus," kata Rouf.
Saat disinggung mengenai beberapa kasus kekerasan antaranak di Rembang yang disebabkan kurang tepat dalam menerapkan ilmu beladiri yang dipelajarinya, Rauf berpendapat, jika sejauh ini Pagar Nusa mengedepankan pendekatan keagamaan yang menganut Islam Ahlussunnah wal Jamaah atau Islam Rahmatan lil Alamin kepada para anggota dan siswa didiknya.
Kegiatan yang digelar di kawasan ruang terbuka hijau sejak jam 06.00 hingga jam 12.00 wib siang, diikuti sekitar 1000 pendekar. Latihan serupa juga pernah digelar di tiga tempat, Kecamatan Bulu, Sulang, dan Kecamatan Rembang Kota.
Beberapa waktu lalu, Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan Dan Keluarga Berencana (Dinsos PPKB) Sri Wahyuni pernah menyebut kasus kekerasan yang dilakukan oleh anak yang duduk di bangku kelas 7 SMP negeri 2 Rembang, asal Desa Turusgede. Pelaku menganiaya teman sebayanya saat bermain hingga retak pada bagian leher. Hal ini terjadi karena pelaku kurang pembinaan dalam menggunakan beladiri yang dipelajari.
"Seharusnya pihak perguruan pelaku lebih mengedepankan pembinaan kepada para siswa didiknya" jelasnya. (Ahmad Asmui/Alhafiz K)
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Tujuh Amalan yang Terus Mengalir Pahalanya
2
Khutbah Jumat: Lima Ibadah Sosial yang Dirindukan Surga
3
Khutbah Jumat: Menyambut Idul Adha dengan Iman dan Syukur
4
Pakai Celana Dalam saat Ihram Wajib Bayar Dam
5
Khutbah Jumat: Jangan Bawa Tujuan Duniawi ke Tanah Suci
6
Khutbah Jumat: Merajut Kebersamaan dengan Semangat Gotong Royong
Terkini
Lihat Semua