Nasional

Masih Ada Temuan Manipulasi Karya Tulis untuk Kenaikan Pangkat ASN

Sel, 23 Maret 2021 | 15:30 WIB

Masih Ada Temuan Manipulasi Karya Tulis untuk Kenaikan Pangkat ASN

Ilustrasi menulis karya ilmiah. (Foto: Freepik)

Jakarta, NU Online
Kasubdit Bina Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) Raudlatul Athfal (RA) Ditjen Pendis Kemenag RI, Siti Sakdiyah, mengungkapkan bahwa Aparatur Sipil Negara (ASN) yang mengajukan kenaikan pangkat di lembaganya banyak yang tidak lulus karena terganjal oleh karya tulis ilmiah.


“Padahal, karya tulis ilmiah merupakan unsur sangat penting. Jika tidak terpenuhi, maka jenjang karir ASN tersebut akan stag (stagnasi/mandek),” kata Siti Sakdiyah.


Namun, lanjut dia, masih ada saja oknum yang mencoba untuk memanipulasi karya ilmiah yang diajukan untuk kenaikan pangkat. Sakdiyah pun memaparkan beberapa temuan yang ia jumpai saat melakukan penilaian karya tulis ilmiah yang diajukan pegawai sebagai syarat kenaikan pangkat. 

 


Temuan itu di antaranya, karya tulis ilmiah yang diajukan tersebut disusun oleh pihak ketiga. Dalam arti, ASN yang bersangkutan tidak menulis sendiri. Selain itu, ada oknum juga yang hanya meng“copy-paste” dengan mengambil karya tulis orang lain atau temannya, atau hanya mengganti cover tanpa mengubah isi di dalamnya. 


“Ini kan nggak boleh sekali, ya,” tegasnya saat berbicara pada Pelatihan Artikel Ilmiah untuk Jurnal bertema ‘Ikatlah Ilmu dengan Tulisan’ yang diselenggarakan secara virtual kerja sama Kementerian Agama RI dan Jurnal Madaris Direktorat GTK Kemenag RI, Sabtu (20/3).


Di antara temuan lainnya seperti prilaku plagiat yang masih banyak ia temukan dari karya tulis yang diajukan. Ia pun banyak menemukan karya tulis yang disusun tidak sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya sebagai pegawai.


“Misalnya guru agama tapi tulisannya tentang biologi. Ini kan nggak tepat,” tandas  Sakdiyah.


Terganjalnya ASN terkait karya tulis ilmiah ini, lanjut dia, juga dikarenakan minimnya data atau kurangnya kualitas dari karya tulis ilmiah tersebut. Hal ini tentu akan mempengaruhi jumlah penilaian.


“Dan yang lagi, karya tulisnya ini belum APIK yaitu Asli, Perlu, Ilmiah, Konsisten,” tambah Sakdiyah.


Pada kesempatan tersebut, Sakdiyah juga menjelaskan bahwa penulisan karya ilmiah yang ditulis sendiri memiliki nilai yang berbeda dengan yang ditulis dalam tim.


“Jika ditulis dalam tim penulis utama dan anggotanya juga akan memiliki nilai yang berbeda. Semua ini sudah ditentukan dalam buku panduan penilaian yang disusun oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan,” pungkasnya.


Pewarta: Muhammad Faizin
Editor: Musthofa Asrori