Nasional

Majelis Alumni IPNU Bahas Filantropi dan Radikalisme

Ahad, 7 Juli 2019 | 13:30 WIB

Majelis Alumni IPNU Bahas Filantropi dan Radikalisme

Workshop Menangkal Radikalisme melalui Penguatan Kapasitas Dakwah Damai di Masyarakat, Sumedang, Jabar, Ahad (7/7).

Sumedang, NU Online
Radikalisme di Indonesia terus menggelinding bergulir bak bola salju. Keberadaannya menggerus keamanan dan kenyamanan masyarakat. Virusnya bahkan menjangkiti kalangan pelajar.

Ketua Presidium Pusat Majelis Alumni (MA) Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) Hilmi Muhammadiyah mengakui hal tersebut, sehingga perlu diskusi pembahasan solusi guna optimalisasi peran NU menyongsong satu abad.

"Mengoptimalkan peran NU menjelang seratus tahun dan meminimalisir dampak radikalisme," kata Inspektur Wilayah III Inspektorat Kementerian Agama itu saat membuka Workshop Menangkal Radikalisme melalui Penguatan Kapasitas Dakwah Damai di Masyarakat di Hotel Asri, Sumedang, Jawa Barat, Ahad (7/7).

Sementara itu Muhammad Idris, narasumber acara tersebut, mengungkapkan bahwa selama ini banyak lembaga riset yang hanya memunculkan problemnya saja, tetapi tidak menghadirkan solusi. Hal tersebut, menurutnya, menimbulkan kegelisahan. "Melempar kegelisahan harus berani melempar solusi," katanya.

Oleh karena itu, ia menyampaikan agar IPNU ke depan harus dapat mengisi sektor birokrasi, pengusaha, dan profesional mengingat banyaknya radikalisme di wilayah tersebut. "Kaderisasi tanpa maping distribusi yang terjadi demografi," ujarnya.

Lebih lanjut, Idris juga mengungkapkan bahwa bicara gerakan ideologi sudah satu paket dengan filantropi.

Karenanya, workshop tersebut juga menghadirkan Bendahara Lembaga Amil Zakat, Infak, dan Sedekah Nahdlatul Ulama (LAZISNU) H Abdullah Mas'ud. Dalam pemaparannya, ia menjelaskan bahwa LAZISNU memiliki gerakan filantropi tersendiri berbasis keumatan melalui gerakan Koin NU seperti di Sragen dan kaleng-kaleng di rumah warga seperti di Sukabumi.

Tak ayal, konsep tersebut menghasilkan milyaran rupiah per tahun. "Model seperti ini yang harus dikembangkan sehingga kita siap menyambut kebangkitan Nahdlatul Ulama," pungkasnya. 

Selain workshop, kegiatan yang diikuti oleh para alumni dari berbagai daerah di seluruh Nusantara itu juga menggelar ziarah Cut Nyak Dien. (Syakir NF/Kendi Setiawan)