Mahfud MD: Korupsi Biang Tumbuhnya Radikalisme
NU Online · Sabtu, 15 Maret 2014 | 22:00 WIB
Bandung, NU Online
Tumbuh dan suburnya paham radikalisme tak lepas dari praktik ketidakadilan yang terjadi di Indonesia. Salah satu tanda ketidakadilan itu ada maraknya korupsi yang terjadi di semua lapisan masyarakat.
<>
Demikian salah satu kesimpulan dari halaqah kebangsaan yang digelar di Pondok Pesantren Darul Maarif, Bandung, Jawa Barat, pada Sabtu (14/5).
Mantan Ketua MK, Mahfud MD mengatakan, tumbuhnya radikalisme membahayakan Indonesia. Apalagi sampai mereka berhasil membentuk sebuah negara. "Ideologi mereka membahayakan Indonesia," kata Mahfud.
Menurut Mahfud, salah satu alasan mereka mengembangkan ideologi yang bertentangan dengan Pancasila itu, adalah adanya rasa ketidakadilan yang terjadi di masyarakat. "Salah satunya kasus korupsi," katanya.
Karena itu, Mahfud berpandangan korupsi di Indonesia harus dibabat habis. Untuk menimbulkan efek jera, Mahfud setuju koruptor yang merampok uang negara dalam jumlah besar dihukum mati. "Undang undang sekarang koruptor maksimal dihukum mati, tapi dengan syarat. Kalau menurut saya tak perlu pakai syarat," katanya.
Mahfud menjelaskan, syarat yang disebutkan dalam undang undang adalah jika negara dalam kondisi krisis. "Krisis itu bisa ditafsirkan macam-macam. Makanya tak perlu ada syarat. Jadi Koruptor maksimal dihukum mati," terangnya.
Namun, untuk mengubah undang-undang koruptor dihukum mati membutuhkan pemimpin yang jujur dan berani. "Jadi tergantung siapa nanti yang terpilih menjadi presiden. Kalau yang terpilih didukung oleh koruptor ya pasti sulit," katanya.
Halaqah nasional kebangsaan ini dihadiri oleh ratusan ulama dan cendekiawan pondok pesantren. Selain membahas masalah kebangsaan, halaqah ini juga membahas masalah keumatan dan keagamaan.
Sejumlah tokoh nasional dijadwal menjadi narasumber. Antara lain KH Hasyim Muzadi, Menteri Pendidikan dan kebudayaan Mohammad Nuh, Mahfud MD, Abuya Mukhtar, Yudi Latif, KH Masdar Farid Mas’udi, Rokhmin Dahuri, Rizal Ramli, Menteri Perumahan Rakyat Djan Faridz, Ketua PBNU KH Slamet Effendi Yusuf, KH Malik Madani, Prof Dr Gumilar RS, dan Jimly Ashiddiqie. (Ahmad Millah/Abdullah Alawi)
Terpopuler
1
Khutbah Idul Adha 2025: Teladan Keluarga Nabi Ibrahim, Membangun Generasi Tangguh di Era Modern
2
Khutbah Idul Adha: Menanamkan Nilai Takwa dalam Ibadah Kurban
3
Bolehkah Tinggalkan Shalat Jumat karena Jadi Panitia Kurban? Ini Penjelasan Ulama
4
Khutbah Idul Adha: Implementasi Nilai-Nilai Ihsan dalam Momentum Lebaran Haji
5
Khutbah Idul Adha Bahasa Jawa 1446 H: Makna Haji lan Kurban minangka Bukti Taat marang Gusti Allah
6
Khutbah Idul Adha: Menyembelih Hawa Nafsu, Meraih Ketakwaan
Terkini
Lihat Semua