Luluk Hamidah Minta Gerakan Kopri PMII Lebih Konkret
NU Online · Selasa, 10 Juni 2014 | 11:01 WIB
Jambi, NU Online
Korps PMII Putri (Kopri) tahun ini memasuki usia yang ke-47. Dalam usia yang sudah tidak muda lagi ini, Kopri PMII semestinya kian matang dalam menapaki gerak langkah pengabdiannya bagi bangsa.
<>
Pendapat tersebut disampaikan Luluk Nur Hamidah, mantan Ketua Kopri PB PMII periode 1997-2000, menyikapi pelaksanaan Kongres PMII XVIII yang tengah berlangsung di Jambi sejak 30 Mei 2014 lalu.
"Sudah saatnya gerakan Kopri (PMII) lebih konkret dan memberi efek nyata bagi perubahan kader dan masyarakat," kata Luluk, Jumat (8/6).
Dia menegaskan, di usianya yang matang itu, sudah bukan saatnya Kopri berdebat soal identitas dan bentuk organisasi, melainkan yang lebih penting Kopri sudah harus bergerak pada level yang konkret karena tantangan sudah di depan mata.
Luluk menyebutkan misalnya, pada tahun depan Indonesia sudah memasuki Asean Community. "Sepakat atau tidak sepakat, kita tidak bisa menghindar. Kopri perlu bertanya bagaimana kesiapannya," tandasnya.
Alumnus National University of Singapore ini mengingatkan bahwa Kopri adalah bagian dari gerakan perempuan nasional. Karena itu, Kopri tidak boleh menutup diri dengan gerakan lain, sehingga gerakan Kopri tidak menjadi sempit.
Sistem kaderisasi, sambung dia, juga harus menjadi bagian yang harus dipikirkan. Menurutnya, Kopri sebenarnya sudah memiliki sistem kaderisasi, yakni Sekolah Kader Kopri (SKK). "Tapi itu perlu dirapikan dan diinstitusionalkan agar lebih jelas capaiannya," pungkasnya. (Abdul Hady JM/Mahbib)
Terpopuler
1
Ketua PBNU Sebut Demo di Pati sebagai Pembangkangan Sipil, Rakyat Sudah Mengerti Politik
2
Khutbah Jumat: Refleksi Kemerdekaan, Perbaikan Spiritual dan Sosial Menuju Indonesia Emas 2045
3
Khutbah Jumat: Kemerdekaan Sejati Lahir dari Keadilan Para Pemimpin
4
Khutbah Jumat Bahasa Jawa: Wujud Syukur atas Kemerdekaan Indonesia ke-80, Meneladani Perjuangan Para Pahlawan
5
Prabowo Klaim Selamatkan Rp300 Triliun APBN, Peringatkan Risiko Indonesia Jadi Negara Gagal
6
Khutbah Jumat Bahasa Sunda: Ngeusian Kamerdekaan ku Syukur jeung Nulad Sumanget Pahlawan
Terkini
Lihat Semua