Disisi Saidi Fatah
Kontributor
Jakarta, NU Online
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2018, pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) tercatat sebanyak 64,2 juta. Dari jumlah tersebut sebanyak 64,5 persen dikelola oleh perempuan. Namun sayang, sebagian besar usaha yang dijalankan masih bergerak di sektor mikro, informal, bahkan ultra mikro yang tidak memiliki akses ke dunia digital.
Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU) Nurul Hidayatul Ummah menyebut bahwa hal itu merupakan angka yang sangat luar biasa. Dengan jumlah tersebut, diperlukan kecakapan digital agar bisnis dan juga jejaring UMKM bisa mencakup lebih luas lagi. Â
"Teknologi, terutama media komunikasi digital, telah melahirkan peluang kewirausahaan baru, apalagi kita saat ini berada dalam situasi pandemi Covid-19, besar kemungkinan jumlah pelaku usaha akan semakin bertambah," katanya dalam webinar nasional dan lokakarya pandu digital yang diselenggarakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo), Sabtu (3/7).
Beberapa penelitian juga menyebutkan masih diperlukan literasi digital untuk bisa digunakan oleh perempuan dan anak muda sebagai masyarakat digital. "Meningkatkan pemanfaatan digital, menjadi salah satu langkah percepatan ekonomi yang dapat membawa angin segar bagi pelaku UMKM di Indonesia," tutur dara yang menamatkan studi masternya di bidang Global Media dan Komunikasi Universitas Leicester, Inggris itu.
Menurut Nurul, salah satu bentuk upaya pemerintah dalam memajukan UMKM ialah dengan melaksanakan berbagai sosialisasi, webinar, hingga aksi lainnya. Selain itu juga, peran komunitas atau organisasi juga diperlukan, untuk dapat memberikan kecakapan digital terhadap pelaku UMKM.
"Hal ini suatu keharusan di era digital, disrupsi, dan revolusi 4.0. Dan sudah tentu pelaku UMKM membutuhkan alat untuk menarik berbagai konsumen," ungkapnya.
Menurutnya, hal paling utama yang perlu diperhatikan ialah tampilan produk atau brand. Seperti huruf, logo, warna, gambar dan juga visual identitas terkait barangnya. Tentu ini menjadi hal yang sangat signifikan untuk menambah audien dan konsumen.
Selain itu, hal yang tak kalah pentingnya ialah pemasaran. Saat ini, lanjutnya, tentu tidak hanya soal pemasaran tradisional atau hanya dari mulut ke mulut saja. Dibutuhkan transformasi pemasaran yang sangat luar biasa dan juga dibutuhkan peningkatan keterampilan dari para pelaku UMKM.
Media digital menjadi alat ekonomi yang dapat dimanfaatkan untuk mengembangkan ide, inovasi, dan kreativitas pengguna dalam aktivitas wirausaha. Ini menjadi hal yang sangat penting bagi suatu UMKM untuk bisa memasarkan produknya lewat digital.
Di Indonesia, Instagram menjadi aplikasi paling banyak diakses setelah Facebook. Nurul menyebut jumlah 53 juta akun yang ada di Indonesia dengan rentang usia berkisar di usia 20-35 tahun menjadi pasar atau sasaran baru para pelaku UMKM untuk bisa memasarkan produknya. Hal ini, menurutnya, menjadi poin yang bisa membuahkan kesuksesan untuk pelaku UMKM.
Kontributor: Disisi Saidi Fatah
Editor: Syakir NF
Terpopuler
1
Fantasi Sedarah, Psikiater Jelaskan Faktor Penyebab dan Penanganannya
2
Khutbah Jumat: Lima Ibadah Sosial yang Dirindukan Surga
3
Pergunu Buka Pendaftaran Beasiswa Kuliah di Universitas KH Abdul Chalim Tahun Ajaran 2025
4
Pakai Celana Dalam saat Ihram Wajib Bayar Dam
5
Kabar Duka: Ibrahim Sjarief, Suami Jurnalis Senior Najwa Shihab Meninggal Dunia
6
Ribuan Ojol Gelar Aksi, Ini Tuntutan Mereka ke Pemerintah dan Aplikator
Terkini
Lihat Semua