Jakarta, NU Online
Liga Santri NUsantara (LSN) 2017 yang akan digelar Agustus hingga Oktober diikuti 1024 tim atau pesantren yang berasal dari 34 provinsi di seluruh Indonesia. Dengan jumlah tim seperti itu, babak penyisihan dibagi ke dalam 32 zona. Sementara pertandingan dari awal hingga akhir diperkiran 990 pertandingan.
Menurut Ketua LSN 2017 KH Abdul Ghofarrozin, LSN menerapkan peraturan dan mekanisme pengawasan sesuai dengan persyaratan yang berlaku secara nasional dan internasional.
"Untuk menjaga profesionalitas pertandingan, LSN dilaksanakan bekerja sama dengan Asosiasi Wasit Perangkat Perlandingan Profesional Indonesia (AWAPPI)," katanya pada peluncuran LSN 2017 di gedung PBNU, Jakarta, Kamis malam (27/7).
Lebih lanjut ia mengatakan, sepak bola sebagai olahraga yang digemari dan mudah diserap menjadi bagian dari rajutan kehidupan sosial budaya Indonesia karena kesederhanannya. Sepak bola terbukti mampu menjadi sebuah kegiatan yang inklusif dan menembus sekat-sekat perbedaan suku, etnis, bahasa, keyakinan, serta simbol-simbol primordial lainnya.
“Di pesantren, eratnya sepak bola dengan kehidupan santri menjadikan olahraga ini sebagai kegiatan unggulan” pungkas Ketua Rabithah Ma’ahid Islamiyah Nahdlatul Ulama tersebut. (Abdullah Alawi)