Lemahnya Nilai Agama pada Kurikulum Jadi Faktor Pelajar Asusila
NU Online · Selasa, 29 Oktober 2013 | 04:01 WIB
Jakarta, NU Online
Pimpinan Wilayah Ikatan Pelajar NU (IPNU) DKI Jakarta menyatakan, maraknya tindakan asusila yang dilakukan para pelajar belakangan ini merupakan akibat dari sistem pendidikan nasional yang lemah dalam menginternalisasikan dan mengintegrasikan nilai-nilai agama dalam kurikulum pendidikan.
<>
“Kurikulum pendidikan kita saat ini hanya mengedepankan aspek kognitif saja dan belum menekankan pada pendidikan nilai-nilai budi pekerti dan akhlaq,” kata Ketua IPNU DKI Jakarta Muhammad Said dalam rilis yang diterima NU Online, Senin (28/10).
Menurut dia, semestinya ada integrasi nilai-nilai agama di semua mata pelajaran, sehingga siswa tidak hanya didorong untuk cerdas namun juga berbudi pekerti. Perbaikan kurikulum pendidikan saat ini dinilai penting demi pembentukan karakter bangsa di masa depan.
“Kami juga mengapresisasi kebijakan Pemerintah dalam hal ini Kementerian Pendidikan yang telah menambahkan jam pelajaran agama dalam kurikulum 2014, dari 2 jam pelajaran menjadi 4 jam pelajaran per pekan,” ujar Said.
Bagi Said, kebijakan tersebut memang wajib dilakukan karena menjadi amanah UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dan juga merupakan tujuan pendidikan nasional, yaitu mewujudkan pendidikan yang berbudi pekerti dan berakhlak mulia.
IPNU DKI menyayangkan video asusila siswa-siswi SMP 4 Jakarta Pusat yang belakangan ini beredar. Video berdurasi 4 menit yang menampilkan adegan mesum tersebut tak hanya ditonton, tapi bahkan direkam teman-teman mereka sendiri sesama pelajar. (Mahbib Khoiron)
Terpopuler
1
Aliansi Masyarakat Pati Bersatu Tetap Gelar Aksi, Tuntut Mundur Bupati Sudewo
2
5 Poin Maklumat PCNU Pati Jelang Aksi 13 Agustus 2025 Esok
3
Harlah Ke-81 Gus Mus, Ketua PBNU: Sosok Guru Bangsa yang Meneladankan
4
Obat bagi Jiwa yang Kesepian
5
Innalillahi, A'wan Syuriyah PWNU Jabar KH Awan Sanusi Wafat
6
RMINU Jakarta Komitmen Bentuk Kader Antitawuran dengan Penguatan Karakter
Terkini
Lihat Semua