Jakarta, NU Online
Ketua Lembaga Dakwah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama KH Maman Imanulhaq Faqih mengungkapkan duka sedalam-dalamnya atas wafatnya pengasuh Pondok Pesantren Al-Falah Cicalengka, Kabupaten Bandung, KH Ahmad Syahid.
“Saya atas nama Ketua Lembaga Dakwah PBNU mengucapkan duka cita sedalam-dalamnya. Semoga beliau mendapatkan tempat selayak-layaknya di sisi Allah SWT,” katanya di gedung PBNU, Jakarta, Ahad (6/8).
Kiai Maman bersaksi bahwa KH Ahamd Syahid adalah seorang qari sesungguhnya. KH Ahamd Syahid bukan ulama yang mengumbar ayat-ayat Al-Qur’an untuk diperjualbelikan, tapi untuk diamalkan dan dihayati untuk menjadi ruh kehidupan.
“Sekali lagi Lembaga Dakwah PBNU betul-betul berduka cita. Semoga keluarga beliau dan kita semua bisa meneruskan perjuangan KH Ahmad Syahid,” ungkap pengasuh Pondok Pesantren Al-Mizan, Majalengka yang pernah nyantri di Pondok Pesantren Baitul Arqom Ciparay itu.
Kiai Maman mengenang, bahwa dia pernah diajak KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) bersilaturahim ke Al-Falah.
Waktu itu, Gus Dur mengatakan, kalau ingin melihat orang yang ikhlas dalam mempelajari Al-Qur’an, dialah KH Ahmad Syahid. Dia adalah qori kehidupan.
Seabagaimana diketahui, KH Ahmad Syahid meninggal dunia di Rumah Sakit AMC Bandung, Sabtu (5/7) bakda maghrib. (Abdullah Alawi)