Jakarta, NU Online
Menpora Imam Nahrawi didampingi Staf Khusus Bidang Pemuda Zainul Munasichin menghadiri Festival Fotografi Kompas (FFK) 2017 Unpublished di Bentara Budaya Jakarta (BBJ) Jalan Palmerah Selatan, Jumat (10/2) sore. Menurut Menpora foto adalah bahasa yang cepat di cernah. Untuk mendapat hasil foto yang bagus butuh ilmu dan kemauan.
Tiba di lokasi Menpora di sambut Editor Kompas Michael Trias. Dengan di temenin Michael Trias, Menpora berkeliling melihat-lihat foto tersebut. Menpora pun mengapresiasi FFK 2017 Unpublished yang diselenggarakan Kompas Gramedia ini. "Bagi saya foto adalah bahasa yang cepat dicernah. Untuk mendapat hasil foto yang bagus butuh ilmu dan kemauan. Foto juga dapat memberikan pesan kepada masyarakat terutama kepada penikmat foto," ucap Imam.
Pada pameran ini, Imam mengatakan ada beberapa foto yang membuatnya terkesan salah satunya adalah foto rumah Tanggulangin di Kabupaten Sidoarjo, Provinsi Jawa Timur. Foto tersebut mengambarkan kerusakan akibat lumpur panas Lapindo.
"Terus terang saya mengingat masa itu. Saat-saat dampak lumpur panas Lapindo merendam rumah warga. Foto tersebut tidak banyak yang punya, bahkan jarang terpublikasi hanya Kompas yang masih ada foto tersebut," ujar Imam.
Imam mengatakan kalau seni apapun, baik berbentuk fotografi, gambar, dan lainnya, bisa bersifat menghibur sekaligus mencerahkan. Menurutnya, seni bisa mengisi jiwa seseorang serta menambah kadar estetika seseorang. "Saya pikir bisa membuat kita bijak, pandai, dan damai. Kegiatan seperti ini harus digalakkan," ujarnya.
Editor Kompas Michael Trias mengatakan bahwa Kompas sengaja mengundang Jay Subiyakto dan John Suryaatmadja sebagai kurator pameran, yang juga merupakan kurator buku Unpublished.
"Foto-foto tersebut akan bersanding dengan 20 foto arsip karya wartawan Kompas dari tahun 1965. Foto arsip tersebut dipilih dari sekitar dua juta foto arsip Kompas dalam bentuk analog, yang saat ini, sebagian foto itu sedang diubah ke dalam bentuk digital," katanya.
Kompas memilih konsep festival untuk memberi kemungkinan kepada pegiat fotografi berinteraksi secara lebih leluasa. Singkatnya, festival ini menjadi sejenis ajang kontestasi gagasan dan ide fotografi. Sejauh ini, 11 komunitas foto dari berbagai genre telah bersedia memeriahkan acara ini.
Komunitas-komunitas tersebut antara lain, Jakarta Photo Club, Komunitas Lubang Jarum Indonesia, Kumpul Buku Foto Indonesia, Panorama Jakarta, Komunitas Fotografer dan Model, Art Photography of Indonesia, dan Lembaga Fotografi. Mereka turut mengisi diskusi dan workshop fotografi dalam berbagai tema. (Red-Zunus)