Nasional

Kuliah S3 di Universitas Canberra Australia Cukup dengan IELTS 6.0

NU Online  ·  Selasa, 24 Mei 2016 | 03:07 WIB

Kuliah S3 di Universitas Canberra Australia Cukup dengan IELTS 6.0

Foto: canberratimes

Jakarta, NU Online
Dalam rangka memperluas realisasi Program 5000 Doktor, Kementerian Agama melalui Direktorat Jenderal Pendidikan Islam telah meneken Memorandum of Agreement (MoA) dengan University of Canberra Australia, Senin (23/5) di Kantor Kemenag Jakarta. Universitas yang berbasis di Ibu Kota Australia itu tidak mematok International English Language Testing System (IELTS) tinggi, yaitu hanya 6.0 saja.

Dalam proses penandatanganan MoA dengan pihak Universitas Canberra, Prof Frances Shannon, Dirjen Pendis Kemenag Kamaruddin Amin menjelaskan bahwa calon doktor akan mendapatkan Letter of Acceptance (LoA) Uncond di Universitas tersebut, di mana mahasiswa akan menerima kursus bahasa Inggris gratis yang telah disediakan oleh Universitas Canberra.

“Yang menarik dari kerja sama ini adalah Universitas Canberra akan membantu kita mempersiapkan calon PhD atau Doktor. Misalnya, kita mengirim kandidat doktor yang IELTS-nya baru 6.0, universitas ini menerima, meski standarnya 6.5. Di sana akan disediakan kursus bahasa Inggris gratis,” jelas Kamaruddin.

Doktor lulusan Universitas Bonn Jerman ini menambahkan, mereka (University of Canberra) akan membantu mempersiapkan dan menggembleng lagi bahasa Inggris para calon doktor dan itu sepenuhnya dibiayai oleh pihak universitas. “Itu poin atau nilai tambah dari MoA ini,” terang Kamaruddin.

Menurutnya, terdapat beragam program studi yang ditawarkan melalui program 5000 doktor ini, dan tidak semata tentang studi agama, tapi juga studi non-agama misalnya arsitektur, kedokteran, teknologi informasi dan komunikasi yang bisa dipilih. Diharapkan mereka bisa menyelesaikan studinya sesuai target yang ditentukan, 3-4 tahun.

Dia juga menjelaskan bahwa tahun ini pihaknya menyiapkan 250 orang untuk studi di perguruan tinggi luar negeri, dan 750 di perguruan tinggi dalam negeri. Penerima program 5000 Doktor ini adalah mereka yang telah lulus melalui sejumlah tahapan yang dilakukan oleh tim seleksi yang dibentuk Kemenag.

Program 5000 Doktor yang dicanangkan oleh Kemenag akan meng-cover 25 persen mahasiswa ke luar negeri, di antaranya ke negara-negara di Eropa, Mesir, Arab Saudi, Maroko, Turki, Jepang, Australia, dan negara lainnya. Sedangkan 75 persen di universitas dalam negeri. (Fathoni)