Nasional HARLAH KE-93 NU

Kontribusi NU Jembatani Indonesia dari Sistem Khilafah dan Sekuler

Kam, 31 Januari 2019 | 08:00 WIB

Jakarta, NU Online 
Dosen tetap di Monash University Faculty of Law, Nadirsyah Hosen berpendapat Nahdlatul Ulama berkontribusi besar kepada bangsa Indonesia, terutama dalam menjembatani masalah hubungan agama dan negara.

"Kontribusi NU saya kira, kontribusi NU sangat diakui. NU justru memberikan jalan keluar terhadap deadlock antara persoalan hubungan agama dan negara di NKRI. Ini sejarahnya panjang," katanya ketika dihubungi NU Online dari Jakarta, Rabu (30/1).

Ahli hukum Islam yang akrab disapa Gus Nadir ini mengatakan, salah seorang kiai NU, KH Ahmad Shiddiq mengatakan bahwa Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) sebagai bentuk final. Dengan pendapat seperti itu, maka kemudian bagi NU, persoalan relasi antara agama dengan negara, paling tidak, pada tataran institusi itu menjadi selesai. 

Menurut Gus Nadir, pandangan yang kemudian diamini NU secara organisasi itu merupakan kontribusi yang luar biasa ketika kelompok lain ada yang menginginkan negara agama seperti khilafah, di sisi lain ada yang menginginkan negara sekuler.

"Kemudian NU menjembatani dengan menganggap bahwa NKRI adalah kesepakatan bersama, kesepakatan bangsa, dan kita terikat pada kesepakatan itu. Ini saya kira sebuah terobosan yang luar biasa besar dan mungkin tidak banyak orang sadari terobosan yang dilakukan NU ini," tegasnya. 

Karena sikap dan pandangan itu, lanjutnya, NU menyelamatkan konflik kedua pihak sehingga banyak nyawa yang terselamatkan. Tidak ada pertumpahan darah yang terjadi.

"Kemudian juga Indonesia bisa terfokus pada pembangunan bangsa karena tidak lagi sibuk dengan persoalan-persoalan pertentangan itu," pungkasnya. (Abdullah Alawi)