Nasional EKSPEDISI ISLAM NUSANTARA (37)

Konsolidasi NU, dari Pesantren sampai Kuburan

NU Online  ·  Kamis, 5 Mei 2016 | 02:02 WIB

Medan, NU Online 
Nahdlatul Ulama didirikan pada 31 Januari tahun 1926 oleh para kiai Ahlussunah wal-Jamaah. Organisasi tersebut tidak dibangun dengan uang, kekuasaan, tapi dengan riyadoh atau tirakat para pendirinya yaitu dengan mendaktkan diri kepada Allah. 

“Makanya jangan meninggalkan hal-hal yang spiritual,” kata Wakil Sekretaris Jenderal PBNU H Imam Pituduh saat beramah-tamah dengan PWNU Sumatera Utara di sekretariat PWNU, Medan Rabu malam (4/5).  

Karena itulah cara ber-NU tersebut tidak hanya berkomunikasi dengan orang hidup, tapi dengan yang telah meninggal, yaitu kepada kiai-kiai NU yang telah mendahului, para wali, sahabat, dan Nabi Muhammad. 

“Ketika Rasulullah mi’raj, beliau bertemu dengan nabi-nabi yang telah meninggal. Haditsnya sahih menuruh Imam Bukhori dan Muslim. Kalau ngomong sama orang yang hidup itu sering ada yang bohongnya, tapi kalau sama orang yang telah meninggal tidak mungkin berbohong,” ungkapnya diakhiri kutipan KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur). 

Ia menambahkan, melalui ramah-tamah antara tim Ekspedisi Islam Nusantara dan PWNU Sumut menecerminkan silaturahim, silatul amal, silatul ilmi, dan silatu ruh. “Sehingga kebersamaan kita di NU ini jasadan wa ruhan...,” lanjutnya.

Pada praktiknya, Ekspedisi Islam Nusantara, di setiap tempat yang sampai sampai sekarang ini telah menjelajahi 20 kabupaten dan kota, selalu berziarah ke makam-makam ulama, silaturahim ke pesantren, meminta doa kepada kiai, bersilaturahim ke PCNU dan PWNU. (Abdullah Alawi)