Nasional

Komitmen Jaga NKRI, 13 Ribu Pendekar Pagar Nusa Bakal Kumpul di Lampung

NU Online  Ā·  Ahad, 29 Mei 2016 | 16:45 WIB

Jakarta, NU Online
Pencak Silat Nahdlatul Ulama (PSNU) Pagar Nusa akan menggelar apel bela negara di Lapangan Merdeka, Kecamatan Bandar Sribawono, Kabupaten Lampung Timur, Selasa (31/5).Ā 

Ketua Pimpinan Pusat Pagar Nusa, Ajengan Mimih Haeruman memperkirakan ada sekitar 13 ribu hingga 15 ribu pendekar dari seluruh wilayah di Propinsi Lampung yang terlibat dalam apel ini.Ā 

Pesan utama yang ingin disampaikan, kata Mimih, Pagar Nusa siap dan berada di garda depan dalam penjagaan terhadap tanah air Indonesia. Hal ini menjadi penting mengingat di tengah-tengah keprihatinan dan sejumlah permasalahan yang dihadapi bangsa Indonesia, seperti ancaman paham radikal, penyalahgunaan narkoba dan kekerasan seksual terhadap anak-anak dan perempuan.

ā€œIni sebagai wujud keprihatinan dan sekaligus kesadaran pendekar Pagar Nusa untuk menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia,ā€ tutur Mimih kepada NU Online, Ahad (30/5) petang.

Rencananya, apel akan dihadiri Rais Aam KH Ma’ruf Amin, Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj, Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu, Ketua Pusat PSNU Pagar Nusa Ajengan Mimih Hoiruman, Gubernur Lampung M Ridho Ficardo, Bupati Lampung Timur Chusnunia Chalim, dan Wakil Bupati Lampung Timur Zaiful Bokhari.

Menurut Ketua Panitia Doddy Dwi Nugroho, kegiatan itu bukan sekadar ajang show off force bagi para pendekar Pagar Nusa. Kegiatan tersebut sebagai upaya untuk menyolidkan komitmen para pendekar Pagar Nusa dalam membela Islam (NU) dan segenap bangsa Indonesia. "Ya, ini lebih dari sekadar pertunjukkan pendekar," tuturnya.

Tujuan pendirian Ikatan Pencak Silat NU atau Pagar Nusa memang untuk mengawal dan membentengi NU dan segenap bangsa Indonesia. Hal itu diamini Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siradj.

"Mengawal NU sebagai semangat agama, sebagai semangat keberagamaan kita. Kemudian mengawal NKRI sebagai semangat keberagaman bangsa Indonesia. Itulah Pagar Nusa," kata pengasuh Pesanten Ats-Tsaqofah Ciganjur ini.

Kiai Said juga menyebutkan hadits yang artinya ā€œBarang siapa tidak punya tanah, tidak punya tanah air, tidak punya sejarah, maka tidak punya karakterā€.

"Sejarah itu dibangun di atas tanah. Kalau kita ingin mengukir sejarah, maka kita harus mencintai tanah air Indonesia," pungkasnya. (Kendi Setiawan/Zunus)