Kisah Hadratus Syekh Tak Cukup 2 Jam
NU Online · Jumat, 17 Mei 2013 | 20:00 WIB
Yogyakarta, NU Online
Kisah hidup dan perjuangan Rais Akbar NU Hadratus Syekh KH Hasyim Asy’ari tak mungkin cukup difilmkan 2 jam. Di film “Sang Kyai” hanya bercerita frgmen hidupnya dari tahun 1942 sampai 1947.
<>
Hal itu dikatakan sutradara film “Sang Kyai”, Rako Priyanto dalam dialog bersama Artis dan pemutaran trailer film “Sang Kyai”, di Ngeban Resto, Jl. Manggis No. 77 Nologaten, Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta, Jum’at (17/5).
Rako menceritakan, Mbah Hasyim (sapaan akrab KH Hasyim Asy’ari, red.) sangat luar biasa, “Ketokohan beliau tidak hanya di dalam negeri, tetapi juga terkenal sampai luar negeri,” tandasnya kagum.
Ia menambahkan, isi film “Sang Kyai” tersebut, ada satu dialog antara agama dan nasionalisme, karena keduanya tidak bisa dipisahkan, “Dalam Pancasila sila pertama, kita dapat mengetahui bahwa antara agama dan nasionalisme tidak dapat dipisahkan,” tambahnya.
Rako juga menceritakan bahwa keterlibatan pengabdian Mbah Hasyim dengan masyarakat sangat luar biasa. Itu semua karena kedalaman ilmunya, “Peran beliau sangat besar misalnya Resolusi Jihad pada masa 10 November.”
Maka, sambung Rako, kalau biografi Mbah Hasyim dijadikan film berdurasi 2 jam, tidak akan cukup. Bahkan kalau dibuat sinetron, bisa sampai 200-an episode.
Pertemuan Artis “Sang Kiai” dan pemutaran trailer film tersebut diadakan komunitas Gadjah Wong dan Lesbumi NU. Kegiatan tersebut merupakan rangkaian peringatan harlah ke-90 NU yang diadakan PWNU DIY.
Redaktur : Abdullah Alawi
Kontributor : Solikhin dan Dwi
Terpopuler
1
Jamaah Haji yang Sakit Boleh Ajukan Pulang Lebih Awal ke Tanah Air
2
Khutbah Jumat: Menyatukan Hati, Membangun Kerukunan Keluarga Menuju Hidup Bahagia
3
PBNU Buka Suara Atas Tudingan Terima Aliran Dana dari Perusahaan Tambang di Raja Ampat
4
Fadli Zon Didesak Minta Maaf Karena Sebut Peristiwa Pemerkosaan Massal Mei 1998 Hanya Rumor
5
Presiden Pezeshkian: Iran akan Membuat Israel Menyesali Kebodohannya
6
Israel Serang Militer dan Nuklir Iran, Ketum PBNU: Ada Kegagalan Sistem Tata Internasional
Terkini
Lihat Semua