Jakarta, NU Online
Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj mengaku bangga atas dikukuhkannya Rais ‘Aam PBNU KH Ma’ruf Amin sebagai Profesor di bidang Ilmu Ekonomi Mu'amalat Syariah di Universitas Islam Negeri (UIN) Malik Ibrahim Malang, Jawa Timur, Rabu (24/5). Pada pengkuhan tersebut, Kiai Ma'ruf menyampaikan orasi ilmiahnya yang bertajuk 'Solusi Hukum Islam (Makharij Fiqhiyyah) sebagai Pendorong Arus Baru Ekonomi Syariah di Indonesia'.
Gelar tersebut, menurut Kiai Said yang menghadiri pengukuhan tersebut, merupakan upaya bertahun-tahun dari Kiai Ma’ruf yang berjasa dalam membangun fiqih keumatan, terutama dalam bidang ekonmoi syariah.
“Ini sangat penting karena di kalangan kiai-kiai NU sendiri, masih jarang yang betul-betul memahami ekonomi syariah Islam,” kata kiai yang pernah mendalami ilmu di Universitas Ummul Qura Arab Saudi, di gedung PBNU, Jakarta, Rabu (24/5)..
Padahal, lanjut kiai yang pernah nyantri di Kempek, Lirboyo, dan Krapyak itu, dalam seluruh kitab fiqih, fiqih muamalah sangat banyak dibahas mulai dari kitabul buyu’, hiwalah, musyarakah, murabahah, mudharabah, dan lain-lain
“Masih banyak di antara kita yang hanya menguasai fiqih ibadah, bab taharah, shalat, bab zakat, saun, dan haji,” kata kiai pengasuh Pondok Pesantren Al-Tsaqofah, Ciganjur, Jakarta Selatan itu.
Namun, bicara fiqih muamalah, masih belum betul-betul memahami, apalagi memadukannya dengan terminologi modern, misalnya perbankan yang berlaku di zaman sekarang
“Saya dan seluruh warga NU bersyukur kepada Allah, Rais Aam kita mendapatkan gelar profesor fiqih muamalah. Mudah-mudahan gelar ini memberi manfaat bagi perjuangan NU dan bagi bangsa Indonesia. Semoga banyak kiai-kiai yang akan mendapatkan gelar guru besar di bidang ini,” pungkasnya.
Hadir pada pengukuhan tersebut, Presiden Joko Widodo, Ketua Senat UIN Malang Prof Dr. Imam Suprayoga, Rektor UIN Malang Prof. Dr. Mudjia Rahardja, Dirjen Diktis Prof. Kamaruddin Amin. Hadir juga Ketua PBNU Prof. Moh. Nuh, Sekretaris Jenderal PBNU A Helmy Faishal Zaini, Ketua Umum Pimpinan Pusat Muslimat NU Khofifah Indar Parawansa, Ketua Umum Pagar Nusa M. Nabil Haroen, dan beberapa guru besar serta ulama dari berbagai daerah. (Abdullah Alawi)