Nasional

Kiai Said: Mayoritas Ingin Hidup Damai, Radikal Ditunjukkan Kelompok Kecil

NU Online  ·  Ahad, 12 Maret 2017 | 10:00 WIB

Jakarta, NU Online
Radikalisme yang makin marak seiring dengan perkembangan teknologi informasi menjadi pekerjaan bersama dalam menangkalnya. Komitmen bersama ini harus terus dihadirkan agar Islam ramah dan moderat tetap menjadi ruh beragama jutaan Muslim di Indonesia.

Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Said Aqil Siroj menegaskan, sudah seharusnya umat Islam terus mewarnai dunia dengan wajah Islam yang mengajak kepada kebaikan dan kesejukan dalam berperilaku.

Selama ini, menurutnya, Islam yang dicitrakan sebagai agama yang keras dan menebar teror sebetulnya hanya dilakukan oleh kelompok kecil yang lewat berbagai propgandanya berhasil mencitrakan sebagai secara tidak baik.

“Radikal itu hanya ditunjukkan oleh kelompok kecil dan pasti dibenci masyarakat karena sikapnya itu. Lihatnya saja kelompok mayoritas seperti petani, nelayan, dan pedagang, mereka inginnya hidup damai dalam kebersamaan,” ujar Kiai Said saat menerima tamu Gubernur NTB Muhammad Zainul Majdi, Sabtu (11/3) di Gedung PBNU Jakarta.

Alasan ketidakadilan yang sering mereka kemukakan adalah hal yang dibuat-buat karena menurut kiai asal Kempek Cirebon ini, segala problem bangsa bisa dipecahkan bersama jika mempunyai tujuan bareng-bareng menjaga persatuan dan keutuhan bangsa dan negara.

“Kesejahteraan ekonomi harus merata. Persoalan ketimpangan itu terus didorong oleh NU agar kesejahteraan dan keadilan msyarakat bisa terwujud,” tutur Guru Besar Ilmu Tasawuf ini.

Kiai Said juga menyarankan, jika seluruh umat Islam terus-terusan membicarakan masalah furu’iyah apalagi kalau sudah ditumpangi oleh kepentingan politik, maka gejolak di masyarakat akan terus terjadi. 

Sebab itu, menurutnya, bangsa Indonesia sudah seharusnya kembali ke persoalan substantif agar berbagai problem bangsa bisa terpecahkan untuk kepentingan rakyat banyak. (Fathoni)