Nasional

Kiai Said Jelaskan Tiga Tahap Manusia Perkokoh Persaudaraan

NU Online  ·  Senin, 24 Juli 2017 | 22:00 WIB

Jakarta, NU Online
Halal bihalal merupakan Bahasa Arab. Namun, di Arab tidak ada istilah Halal bihalal karena di sana adanya silaturahim. Yaitu, menyambung tali persaudaraan dimana yang muda mengunjungi yang tua, murid mengunjungi gurunya, dan seterusnya.
 
Halal bihalal adalah khas dari Islam Indonesia. Istilah ini pertama kali diperkenalkan oleh KH Abdul Wahab Chasbullah ketika Bung Karno memintanya untuk mengumpulkan dan membuat solid para elit politik yang tegang pada waktu itu sekitar tahun 1948. Lalu, digelarlah halal bihalal.
 
Demikian disampaikan Ketua PBNU KH Said Aqil Siroj saat memberikan ceramah dalam acara Silaturahim Halal Bi Halal LP Ma’arif NU dan Peluncuran ATM NU di Hotel Pullman Jakarta, Senin (24/7).
 
Menurut Kiai Said, acara silaturahim atau halal bihalal ini adalah satu upaya untuk melakukan diskusi-diskusi sehingga bisa diimplementasikan ke dalam bentuk kerjasama-kerjasama yang nyata.
 
Ia berharap pertemuan halal bi halal ini bukan hanya sekedar silaturrahim tetapi juga bisa menjadi jaringan kerja sama. Kiai asal Kempek Cirebon ini menjelaskan tiga tahap manusia dalam memperkokoh persaudaraan.

“Awalnya silaturrahim kemudian silatul fikr (menyamakan cara berfikir dan saling sharing) kemudian menjadi silatul amal (jaringan kerja sama),” jelas Kiai Said di hadapan para bankir yang akan bekerja sama dengan PBNU untuk mewujudkan ATM NU.
 
Rencananya, ATM NU akan menggandeng 49 bank, baik bank nasional maupun daerah dan juga baik bank-bank milik negara ataupun swasta. 

ATM NU dimaksudkan untuk mempermudah para santri atau siswa yang ada di pesantren maupun di madrasah dalam melakukan transaksi perbankan. (Muchlishon Rochmat/Fathoni)