Nasional

Kiai Said Jelaskan Mengapa Harus Moderat dalam Beragama

Sel, 24 Desember 2019 | 12:15 WIB

Kiai Said Jelaskan Mengapa Harus Moderat dalam Beragama

KH Said Aqil Siroj bersama sejumlah pengurus NU di acara MKNU di Lampung Timur (Foto: NU Online/Wury)

Lampung Timur, NU Online
Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Said Aqil Siroj mengingatkan pengurus dan warga NU untuk beragama secara moderat, tidak ekstrem kiri (liberal) ataupun ekstrem kanan (radikal). Menjadi moderat, menurut Kiai Said, merupakan perintah Allah dan membutuhkan kecerdasan. Tidak bisa umat bersikap moderat jika tidak cerdas.

“Dua-duanya (ekstrem kanan dan kiri) tidak butuh cerdas,” tegas Kiai Said saat memberikan materi pada Madrasah Kader Nahdlatul Ulama (MKNU) pertama yang dilaksanakan oleh Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama Kabupaten Lampung Timur di Pondok Pesantren Darussalamah Braja Dewa, Way Jepara, Lampung Timur, Selasa (24/12).

Kedua kelompok ini, baik kanan maupun kiri, saat ini menjadi permasalahan tersendiri yang ada di tengah-tengah masyarakat. Kelompok ekstrem kanan menjadikan pengikutnya bersifat jumud yang bisa menimbulkan pola pikir radikal, ekstrem, dan pada akhirnya menjadikannya teroris. Sementara ekstrem kiri lanjutnya, membuat orang menyepelekan nash Al-Qur’an dan hadits serta hanya mementingkan akal pikiran saja.

Akibat dari pola pikir ekstrem kiri, sekelompok orang berprinsip bahwa agama adalah masalah pribadi dan tidak boleh didakwahkan. Agama menurut kelompok ini merupakan urusan manusia dan Tuhan. Kiai Said pun menyebut pemerintahan juga sedang dilingkupi kelompok kiri yang memiliki pemikiran bahwa agama tidak boleh diorganisasi.

“Alasannya (kelompok ekstrem kiri) kalau agama diorganisir, menjadikan mudah konflik,” kata Kiai Said.

Menurutnya, kelompok ini ahistoris alias tidak mengingat dan tahu sejarah, bagaimana sebelum terbentuknya bangsa Indonesia ini, sudah ada ormas keagamaan sebagai social group (kelompok sosial). Ormas seperti NU, Muhammadiyah, Al-Irsyad dan sejenisnya sudah ada dan merupakan cikal bakal adanya bangsa Indonesia.

“Jadi, kalau ada yang melupakan oramas-ormas ini berarti telah melupakan sejarah,” kata Pengasuh Pesantren Al-Tsaqafah Jakarta ini di depan peserta yang terdiri dari pengasuh pesantren dan para gus serta ning.

Kehadiran Kiai Said pada acara yang dilaksanakan selama 3 hari mulai 23-25 Desember 2019 ini sangat spesial sekaligus menandai kegiatan MKNU angkatan ke-200 yang sudah dilaksanakan oleh PBNU.

Selain menjadi pemateri pada MKNU tersebut, kunjungan sehari Kiai Said di Lampung juga dalam rangka menghadiri Apel Banser Pra-Muktamar dan silaturahiim dengan kiai dan tokoh NU Lampung di Pondok Pesantren Darussaadah, Gunung Sugih, Lampung Tengah. Ikut mendampingi Kiai Said, Ketua Panitia Nasional Muktamar NU Ke-34 H Robikin Emhas, Ketua PWNU Lampung KH Muhammad Mukri dan seluruh jajaran PWNU Lampung.

Pewarta: Muhammad Faizin
Editor: Abdullah Alawi