Nasional

Kiai Manan Jelaskan Landasan Program Organisasi dalam 7 Filosofi Doa

NU Online  ·  Sabtu, 25 Maret 2017 | 09:30 WIB

Bogor, NU Online
Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) Muslimat NU dihadiri oleh Ketua PBNU KH Abdul Manan Ghani. Kiai Abdul Manan menyampaikan pesan khusus kepada para pengurus PP Muslimat di Hotel Lorin, Sentul, Bogor, Jawa Barat, Sabtu (25/3).

Semua keinginan para warga NU dan Muslimat tentu sama.  Ibu-ibu harus menyesuaikan dengan programnya. “Yang terpenting bagi ibu-ibu Muslimat adalah mendidik anak-anak. Baik buruknya seorang anak itu ditentukan oleh ibunya. Dan menjaga keluarga, sesuai dengan doa keselamatan dunia,” kata Kiai Manan mengawali sambutannya. 

Allahumma Inna Nas-aluka Selamatan Fiddin, bagaimana mendidik anak agar selamat akhlaknya, selamat pikirannya dan selamat amaliyahnya. “Ibu adalah madrasatul ula bagi seorang anak,” tegas Kiai Manan.  

Wa’afiatan Fil Jazadi, Muslimat harus berupaya menciptakan anak cucunya sehat, jangan sampai gizi buruk melanda anak dan keluarganya. Muslimat memiliki rumah sakit dan poliklinik. Waziyadatan Fil Ilmi, dengan pendidikan Paud, TK dan RA diharapkan Muslimat mampu meningkatkan SDM anak sejak dini, sehingga dewasa nanti SDMnya mampu menerima permasalahan yang datang hingga mampu keluar dengan solusinya. 

Wabarokatan Fir Rizki, pemberdayaan ekonomi begitu penting. Contoh ibu-ibu di Banglades bisa menggerakan ekonomi masyarkat. “Saya kira koperasi An-Nisa lebih baik dari pada koperasi syirkah muawanah, nah ini yang perlu dikembangkan lagi oleh ibu-ibu muslimat,” terangnya. 

NU itu bisa memperkaya orang lain. Contoh pabrik sampoerna bisa laris karena orang NU sering meremehkan uang kecil. 

“NU dan Muslimat harus bisa menjamaahkan uangnya jangan orangnya saja, dari yang kecil pastinya nanti akan menjadi besar,” jelas Kiai Manan dihadapan 380 pimpinan nasional Muslimat NU dari 34 wilayah dan 180 cabang.  

Wataubatan Qoblal Maut, para ibu harus membimbing dan anak-anaknya dengan pendidikan konseling. Warahmatan Indal Maut, program sosial harus menjadi perhatian. Jangan sampai warga NU yang meninggal dunia menjadi Muhammadiyah lantaran jenazahnya naik mobil ambulan Muhammadiyah. Wamaghfirotan Ba'da Maut, Bagaimana orang-orang terdahulu bisa didoakan. 

“Inilah sisi pelayanan kita kepada warga NU, sejak hidup hingga meninggal dunia,” pungkas Kiai Manan. (Rof Maulana/Fathoni)