Nasional

Khofifah: Koperasi Muslimat NU Perlu Introspeksi

Jum, 27 Mei 2016 | 01:30 WIB

Jakarta, NU Online
Ketua Umum Pimpinan Pusat Muslimat NU Khofifah Indar Parawansa mendorong Induk Koperasi An-Nisa (Inkopan) beserta Pusat Koperasi An-Nisa (Puskopan) yang berada di bawahnya untuk meningkatkan kinerja dan profesionalitas untuk menghadapi persaingan pasar yang kian ketat.

Ia menekankan Inkopan untuk memiliki perhatian lebih pada aspek bisnis yang selama ini cenderung tidak maksimal. Padahal, dari segi jumlah massa Muslimat NU, potensi yang bisa digarap sangatlah besar. Forum-forum keagamaan di lingkungan organisasi kaum ibu ini juga amat banyak.

“Majelis taklim adalah market yang luar biasa yang kita biarkan bertahun-tahun,” ujarnya memberi semangat saat membuka acara Rapat Anggota Tahunan (RAT) Tutup Tahun Buku Tahun 2015 yang digelar di Hotel Bintang, Jakarta, Kamis (26/5). Forum bertema “Penguatan Kelembagaan dan Pelayanan Koperasi dalam Mencapai Kesejahteraan Anggota” ini berlangsung hingga hari ini, Jumat (27/5).

Ia mengibaratkan potensi yang besar itu seperti banjir bandang yang hanya diwadahi dengan mangkok kecil sehingga banyak potensi yang terbuang sia-sia. Apalagi, menurut Khofifah, koperasi sebagai salah satu lembaga non-bank yang diberi kewenangan menyalurkan kredit usaha rakyat (KUR) hanya dibebani bungan 9 persen.

“Tahun depan bisa lebih rendah lagi, tujuh persen. Kalau Sembilan persen saja enggak bisa produktif berarti tanda Tanya kepada diri kita sendiri,” ujarnya di hadapan para delegasi peserta RAT dari pengurus Inkopan serta sembilan Pusat Koperasi An-Nisa (Puskopan) antara lain Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat, DKI Jakarta, Lampung, Sumatera Selatan, Sumatera Utara, Nusa Tenggara Barat, dan Nusa Tenggara Timur.

Khofifah yang juga ketua pengawas Inkopan juga mendorong kaum ibu Muslimat NU untuk introspeksi diri. Ia memuji kejujuran dan keikhlasan anggota Muslimat NU, meski di sisi lain aspek profesionalisme sering terabaikan. Menurutnya, perlu ada upaya mematangkan perencanaan dan target yang terukur. “Ikhlas itu penting. Jujur itu wajib. Profesional lebih wajib lagi,” ujar Menteri Sosial RI ini.

Hadir pula dalam kesempatan itu Ketua Inkopan Anna Mu’awanah. Turut mengisi acara Wakil Ketua Umum Dewan Koperasi Indonesia (Dekopin) Mohammad Sukri, serta perwakilan dari Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI). (Mahbib)