Nasional HARLAH KE-73 MUSLIMAT NU

Khofifah Ajak Muslimat NU Jadi Agen Antifitnah

Sab, 26 Januari 2019 | 14:50 WIB

Khofifah Ajak Muslimat NU Jadi Agen Antifitnah

Ketum PP Muslimat NU Khofifah Indar Parawansa (kiri)

Jakarta, NU Online
Ketua Umum PP Muslimat NU, Hj Khofifah Indar Parawansa mengatakan produk jurnalistik harus mengikuti kaidah-kaidah yang baik. Dari kaidah-kaidah jurnalitik yang digunakan para jurnalis, adakah titik-titik yang dilanggar. Hal itu disampaikannya untuk menggambarkan kondisi di mana ada masjid yang dipergunakan oleh oknum untuk penyebaran hoaks.

“Kalau di tempat ibadah seperti masjid, saya tetap mengharapkan kita jaga kesucian, kebersihannya. Kita jaga bahwa di tempat ibadah tidak ada suasana yang menjadikan kita terperosok, terdistorsi dari berbagai kemungkinan, dari pikiran-pikiraan yang memungkinkan kita berpikir suudzon dan dari pikiran-pikiran yang memungkinkan mengotori seluruh pikiran kita," papar Khofifah di hadapan wartawan usai acara santunan anak yatim Muslimat NU di Gelora Bung Karno (GBK), Sabtu (26/1) sore.

Menurutnya penghindaran penggunaan masjid dari penyebaran pikiran negatif sangat penting, sebab pada umumnya orang yang mendatangi tempat ibadah seperti masjid berniat untuk munajat kepada Allah.

Wanita yang pernah menjadi Menteri Sosial tahun 2014-2019 ini mengatakan di dua bulan pertamanya menjadi Mensos, ia mendengar khutbah-khutbah yang memaki-maki, yang cenderung pada muatan ujaran kebencian. Kemudian ia memanggil takmir masjid mengapa hal tersebut bisa terjadi, sementara orang-orang datang ke masjid untuk melakukan kebaikan.

"Kenapa terjadi bahasa-bahasa seperti ini (caci maki)? Waktu itu saya bilang begini, ini masjid Kementerian, jadi masjid negara. Kalau masjid negara, referensi kita adalah masjid Istiqlal. Di masjid Istiqlal ada item-item yang tidak boleh dilakukan oleh siapa pun yang ceramah seperti tidak boleh memaki, tidak boleh melakukan ujaran kebencian dan seterusnya," ujarnya panjang lebar.

Khofifah menegaskan item-item tersebut mestinya berlaku di semua masjid pemerintah. Pasalnya, item-item itu adalah ajakan untuk berbuat kebaikan dan menjauhkan dari kemungkaran. 

"Orang itu pulang dari masjid (harusnya) husnudzon. Jangan pulang dari masjid kemudian yang muncul adalah suudzon," tuturnya.

Oleh karena itu, pada puncak peringatan Harlah ke-73 Muslimat NU, Ahad (27/1) besok, akan dideklarasikan laskar Muslimat NU antifitnah, anti-ghibah. Menurutnya soal hoaks masih banyak anggota Muslimat NU yang belum mengerti. "Semula itu memang laskar antihoaks dan antiujaran kebencian. Tapi banyak yang kurang paham," kata Khofifah. (Laela Fatimah Safitri/Kendi Setiawan)