Nasional

KH Subhan Makmun: Banyak Orang Sepelekan Nikmat Sehat dan Sempat

NU Online  ·  Rabu, 10 Februari 2016 | 22:03 WIB

Brebes, NU Online
Rais Suriyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Subhan Makmun mengatakan, banyak orang yang menyepelekan nikmat sehat dan sempat. Karena mereka beranggapan yang namanya nikmat hanya dalam bentuk materi seperti duit maupun hadiah berupa barang. Sehingga nikmat sehat dan sempat jarang disyukuri.

Hal tersebut disampaikan Kiai Subhan saat menyampaikan mauidlatul hasanah Pencanangan Tiang Pancang Pertama Pembangunan RSUD Brebes, Jalan Jenderal Sudirman Brebes, Rabu (10/2).

Dua nikmat tersebut, kata Kiai, sering dirugikan oleh diri sendiri. Seseorang merasa kehilangan sehat dan sempat ketika di timpa sakit dan tereleminasi dari kehidupan masyarakat. Dengan kesehatan, seseorang bisa melakukan berbagai pengabdian. Ketika shalat, dibutuhkan badan yang sehat. Termasuk menunaikan ibadah haji dan ibadah-ibadah lainnya sehat menjadi prasarat utama. “Bagaimana akan menunaikan kewajiban beribadah kalau badan di rundung sakit?” kata kiai.

Sehat juga harus dibarengi dengan nikmat sempat. Kita memiliki badan yang sehat, tetapi waktu yang tersedia untuk menghadiri suatu kegiatan tercerabut, maka kesempatan tersebut akan hilang tanpa bekas. “Nikmat sehat dan sempat, merupakan kenikmatan yang tidak pernah membosankan, namun kenapa banyak yang melalaikan?” kata Kiai Subhan balik bertanya kepada hadirin.

Bila kita pandai bersyukur, maka kenikmatannya akan sampai anak cucu. Dengan bersyukur, kenikmatan akan bertambah dan sekaligus mengekalkan kenikmatan itu sendiri.

Untuk itu, lanjut kiai, selagi masih sehat dan memiliki kesempatan berbuatlah yang terbaik di muka bumi. Berbuatlah kebaikan karena lillahi taala, dengan niatan tulus seperti benih yang ditanam maka akan tumbuh dan bila kita tidak bisa memetik buahnya sekarang, maka yakinlah buah itu akan dipetik anak cucu kita. “Saat kecil, saya bertanya kepada orang tuaku, kenapa Abah menanam kelapa, kan berbuahnya lama sekali? Abah saya Cuma menjawab singkat, ‘insyaallah manfaat Khumaedi’,” kenang Kiai Subhan yang saat kecil di panggil Khumaedi.

Ternyata, apa yang ditanam Abah bermanfaat hingga sekarang ketika Abah telah lama tiada. Dan apabila jadi pejabat, polisi, TNI, kiai, dokter dan seluruh manusia menanamkan kebaikan, maka akan bermanfaat hingga  untuk masa depan. Pandai-pandai menanam kebaikan maka akan dinikmati anak cucu.

Kiai Subhan juga mengingatkan, kalau dalam membangun pasti ada hambatan. Ibarat menaiki perahu layar pasti ada arah angin dan gelombang yang berlawanan arah dengan tujuan kita. Untuk itu, perlu ada semangat dan kerja gotong-royong bersama seluruh elemen masyarakat sehingga bisa mencapai tujuan yang diharapkan. “Tidak seluruh cita-cita selamanya tercapai, karena berlayar tidak selamanya sesuai angin. Untuk itu harus semangat, dan jadikanlah penghalang itu sebagai kebaikan, karena bisa dijadikan control dan instrospeksi diri menuju kebaikan,” tandasnya.

Kiai Subhan menambahkan, berdasarkan kajian dari Lembaga Kesehatan NU (LKNU), angka stunting Kabupaten Brebes tergolong tinggi di Indonesia. Kehadiran rumah sakit yang representative, mudah-mudahan bisa mengurangi angka stunting.

Direktur RSUD Brebes dr Oo Suprana mengatakan, pembangunan RSUD menelan dana sebesar Rp 70 miliar ruang rawat inap empat lantai. Bangunan, direncanakan selesai sampa 300 hari dengan kapasitas 422 tempat tidur. “Bangunan ini nantinya untuk kelas III guna memenuhi kekurangan rawat inap bagi masyarakat miskin,” terangya.

Dia menambahkan, tak hanya fasilitas gedung, peralatan medis juga terus dimodernisasi. Bahkan, selama satu tahun terakhir ini alat-alat medis dan kebutuhan dokter spesialis terus ditambah. Di antaranya, peralatan USG empat dimensi, Fentilator, Laeroskopi dan monitor di ruang ICU serta ruang operasi. Khusus peralatan medis jantung, kini RSUD Brebes mempunyai alat medis yang terbilang paling canggih di wilayah eks karsidenan Pekalongan.

Yakni, Echo Cardiography yang berfungsi sebagai alat untuk memberikan gambaran fungsi kerja jantung. Manfaat alat itu untuk mendeteksi pembesaran jantung, kebocoran sekat-sekat jantung, kondisi otot jantung yang lemah dan adanya tumor. “Selain itu, kami juga memiliki alat treadmill dan CT scan 16 slice,” terangnya.

Lebih lanjut diterangkannya, poli jantung dengan alat medis yang modern itu menjadi layanan unggulan di RSUD Brebes. Untuk itu, dokter spesialis juga dilakukan penambahan personel. Di tahun 2016 ada penambahan 4 dokter spesiali, yang meliputi dokter spesialis jantung, bedah, ortopedi dan dokter spesialis laboratorium.

Bupati Brebes Hj Idza Priyanti SE sangat bangga karena telah terjadi momentum peningkatan derajat kesehatan masyarakat lewat pembangunan RSUD Brebes. Karena setelah dua tahun pembangunannya sempat tersendat akibat gagal lelang. “Berkat doa, semangat kerja sama semua pihak, akhirnya pembangunan ini bisa terlaksana,” ungkap Bupati.

RSUD Brebes kini telah mencapai penilaian Type B, yang artinya akan selanjutnya akan menjadi kewenangan pemerintah propinsi Jawa Tengah. Pembangunan untuk Gedung A ini, merupakan awal dari pembangunan 5 gedung yang akan dilaksanakan secara bertahap. “Kebutuhan kesehatan masyarakat, sudah sepatutnya dipenuhi apalagi setelah bergulirnya program BPJS sehingga masyarakat harus dilayani secara penuh dan baik,” pungkasnya. (wasdiun/abdullah alawi)