KH Sahal Mahfudh: Perlu Strategi Baru Hadapi Terorisme
NU Online Ā· Ahad, 19 Mei 2013 | 06:01 WIB
Pati, NU Online
Rais Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Sahal Mahfudh mengungkapkan, strategi deradikalisai yang selama ini dijalankan untuk menanggulangi terorisme tidak sepenuhnya berhasil. Karena itu diperlukan strategi baru.<>
āPendekatan deradikalisasi tidak berhasil, bahkan bisa dianggap gagal. Karena, pendekatan ini hanya parsial, tidak menyentuh akar persoalan yang sebenarnya,ā ungkap Kiai Sahal dalam seminar nasional bertajuk āIslam Rahmatan lilāAlamin: Politik Kebangsaan untuk Masa Depan Indonesiaā di Pati, Jawa Tengah, Sabtu (18/5).
Untuk itu, menurut Kiai Sahal, perlu ada format baru dalam menanggulangi terorisme dengan melibatkan unsur pendidikan dan lembaga agama seperti pesantrenagar mencetak kader penggerak perdamaian di berbagai kawasan.Ā
Kiai Sahal menegaskan bahwa konsep Islam Rahmatan lil-Alamin dapat menjadi kunci dan landasan untuk menanggulangi kasus-kasus kekerasan, terorisme serta mencari format untuk masa depan Indonesia.
āKonsep ini sangat penting, agar dapat diaplikasikan dalam mencari format masa depan Indonesia, terutama untuk diaplikasikan dalam bidang pendidikan,ā kata Ketua Umum MUI itu dalam seminar yang diselenggarakan dalam rangka memperingati Hari Kebangkitan Nasional.
Seminar nasional tersebut diselenggarakan oleh Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Mathaliāul Falah, Pati, Jawa Tengah, yang dihadiri, antara lain, Dr H. Asāad Said Ali (Wakil Ketua Umum PBNU), Prof. Nur Syam, (Dirjen Pendidikan Islam Kementrian Agama) dan ketua STAIMAFA, H. Abdul Ghaffar Razien.Ā
Prof. Nur Syam dalam kesempatan itu menegaskan pentingnya unsur kearifan lokal dalam merespon berbagai hal yang terkait dengan kekerasan dan konflik. āMenggunakan pendekatan yang merespon kearifan lokal sangat penting, agar terjadi keseimbangan dalam merancang strategi. Pendidikan, dalam hal ini, sangat penting untuk menyelesaikan kasus-kasus kekerasan dan menghadapi terorisme,ā ujarnya.
H. Asāad Said Ali menandaskan bahwa terorisme itu betul ada. āPerlu ada pendekatan strategis dan sistematis, agar tercipta upaya kongkrit menyelesaikan masalah terorisme dan menanggulangi radikalismeā.Ā
Untuk itu, ungkap Asāad, perlu ada kader-kader penting, yang siap mengawal konsep keindonesiaan-kebangsaan, dengan berpijak pada konsep Islam rahmatan lil-alamin dan Pancasila.
āPerlu ada pemahaman yang komprehensif bagi kader-kader pesantren, agar memahami strategi, konsep gerakan massa dan mampu memainkan isu,ā tandas Asāad.Ā
Sementara, H. Abdul Ghaffar Razien, M.Ed, menyebut bahwa perlu ada strategi penanggulangan terorisme berbasis pendidikan secara sistematis. āSTAI Mathaliul Falah, menawarkan sebuah program untuk mencipta kader dari kawasan rawan konflik dan kader pesantren, untuk dibekali dengan wawasan yang komprehensif untuk mencari solusi atas konflik dan ancaman terorisme di kawasan masing-masing.Ā
Kader-kader tersebut akan jadi aktor, yang akan menjadi penggerak komunitas di kawasan rawan konflik, agar terbentuk lingkungan yang mengupayakan perdamaian, dan menolak kekerasan serta membendung potensi terorismeā.Ā Ā
Redaktur Ā Ā : A. Khoirul Anam
Kontributor: Munawir Aziz
Terpopuler
1
Pastikan Arah Kiblat Tepat Mengarah ke Ka'bah Sore ini
2
Operasional Haji 2025 Resmi Ditutup, 3 Jamaah Dilaporkan Hilang dan 447 Meninggal
3
Trump Turunkan Tarif Impor Jadi 19 Persen, Ini Syarat yang Harus Indonesia Penuhi
4
PBNU Terima Audiensi GAMKI, Bahas Isu Intoleransi hingga Konsensus Kebangsaan
5
Kisah Di Balik Turunnya Ayat Al-Qur'an tentang Tuduhan Zina
6
Kick Off Jalantara, Rais Aam PBNU Pimpin Pembacaan Kitab Karya Syekh Abdul Hamid Kudus
Terkini
Lihat Semua