Nasional MUKTAMAR PKB

KH Ma'ruf Amin: Saatnya PKB Ngurusi Warga NU

NU Online  ·  Ahad, 31 Agustus 2014 | 12:58 WIB

Surabaya, NU Online.
Mustasyar PBNU KH Ma'ruf Amin didaulat membuka Muktamar PKB 2014 yang digelar di Hotel Empire Palace Surabaya (31/8). Ia merasa bangga sekaligus merasa bergetar hatinya. Situasi pembukaan muktamar kali ini mengingatkan dirinya pada Juli 1998 saat menjadi Ketua Tim Lima bentukan PBNU sekaligus Ketua Dewan Syuro PKB pertama.<>

"Melihat banyaknya para kiai yang hadir, ini pertanda PKB akan makin besar di masa depan. PKB didirikan untuk li himayati al-daulah (menjaga negara) seperti pada posisi saat didirikannya negara ini oleh para pendiri bangsa," ujarnya mengawali pidato di hadapan ribuan hadirin.

Utamanya, lanjut Kiai Ma'ruf, PKB didirikan untuk menjaga negara ini dari radikalisme agama dan radikalisme sekuler agar mampu membawa kepada kesejahteraan umat. Pendirian PKB dimaksudkan mengawal Islam Rahmatan lil Alamin. Bagi dia, sangat tepat jika muktamar mengusung tema tersebut.

Kiai Ma'ruf mengingatkan sekaligus mengajak agar semua warga Nahdliyin kembali kepada kendaraannya sendiri. Menurutnya, PKB merupakan kendaraan politik warga NU untuk memperjuangkan negara dan kesejahteraan warga.

"Jadi, kini saatnya al-ruju', wa al-ruju', tsumma ruju'. Pertama, rujuknya warga NU kepada PKB. Yang kedua rujuknya suara PKB seperti pada Pemilu 1999. Maka, Pemilu 2019 nanti hasilnya tidak hanya sama tapi justru melampaui hasil Pemilu pertama era Reformasi sehingga mampu melewati pohon beringin (Partai Golkar-red)," selorohnya.

Kiai Ma'ruf mengibaratkan dulu NU itu layaknya telur bulus. Telurnya halal, bulusnya haram. "Jadi, warga NU selalu menjadi rebutan partai lain. Sementara PKB sendiri tidak dapat. Nah, sekarang saatnya PKB mengurus warganya," terangnya.

Senada dengan Kiai Ma'ruf, Muhaimin Iskandar mengaku teringat ucapan Gus Dur yang menasehati elit PKB agar menjadi Pengurus, bukan menjadi urusan rakyat. "Itulah makanya DPP itu Dewan Pengurus Pusat. Bukan Pimpinan, biar mau ngurusi rakyat. Bukan malah jadi urusan rakyat," pungkasnya. (musthofa asrori/mukafi niam)