Yogyakarta, NU Online
“Daripada melakukan haram, lebih baik melakukan makruh,” ungkap KH Asyari Abta, rais Syuriyah PWNU DIY dalam acara pengajian rutin Ahad wage (31/3).
<>
“Baca tahlilan dijalankan makruh, tapi kalau bicara sambil memikul mayat, itu haram. Maka kemudian ada qaidah yang berbunyi bila ada dua bahaya yang berkumpul, dilanggar bahaya yang kecil dan dijaga bahaya yang besar.
Dalam acara yang rutin digelar setiap Ahad wage jam 09.00 WIB tersebut, KH Asyari Abta juga mengungkapkan bahwa pola pikir NU lebih maju daripada yang lain.
“Pola pikir kita sebenarnya sangat maju. Ada hal-hal yang tidak ada dalilnya, tapi kerangka pikirnya ada. Itulah kelebihan kita. Oleh karena itu, tak heran jika orang-orang Barat tertarik dengan metode istimbat hukum para Imam madzab,” pungkasnya.
Acara yang berlangsung di lantai dua gedung PWNU DIY, Jl MT Haryono No 40-42 Yogyakarta tersebut dihadiri oleh puluhan jamaah nahdhiyin dari berbagai daerah di Yogyakarta. Sebelum acara dimulai, alunan musik hadrah memberikan kesejukan tersendiri bagi para jamaah yang hadir. Allahumma solli ala Sayyidina Muhammad.
Redaktur : Mukafi Niam
Kontributor: Rokhim
Terpopuler
1
Inalillahi, Tokoh NU, Pengasuh Pesantren Bumi Cendekia KH Imam Aziz Wafat
2
Aksi ODOL Tak Digubris Pemerintah, Sopir Truk Mogok Kerja Nasional Mulai 13 Juli 2025
3
Mas Imam Aziz, Gus Dur, dan Purnama Muharramnya
4
Gus Yahya: Sanad adalah Tulang Punggung Keilmuan Pesantren dan NU
5
PM Spanyol Sebut Israel Dalang Genosida Terbesar Abad Ini
6
Al-Azhar Mesir Kecam Pertemuan Sekelompok Imam Eropa dengan Presiden Israel
Terkini
Lihat Semua