Nasional

KH Afifuddin Muhajir: Dakwah dengan Tulus, Mudah Diterima

Rab, 24 Mei 2017 | 07:02 WIB

Jember, NU Online
Pengasuh Pondok Pesantren Salafiyah Syafi'iyah, Asembagus, Situbondo, Jawa Timur KH Afifuddin Muhajir menegaskan bahwa juru dakwah atau da'i tidak boleh memiliki kepentingan terhadap sasaran dakwahnya, kecuali semata-mata karena Allah. Artinya, da'i harus punya niat yang lurus dan tulus dalam menyampaikan dakwahnya.

"Sebab, kata-kata yang keluar dari hati yang tulus dan bersih, sangat mudah diterima oleh hati pendengar," ucapnya saat menjadi pemateri dalam Diskusi Regional yang diselenggarakan Keluarga Alumni Ma'had Aly, Situbondo di Gedung Soetarjo Universitas Jember, Senin (22/5).

Menurutnya, ada tiga jenis kelompok masyarakat yang berbeda-beda sikapnya dalam menerima pesan dakwah. 

Pertama, kelompok yang menerima dakwah tapi dengan argumen. Ini biasanya masyarakat kelas menegah ke atas. Mereka bisa menerima kalau penjelasan atau argementasi da'i masuk akal. 

Kedua, kelompok masyarakat yang menerima dakwah tanpa perlu argumen. Ini biasanya masyarakat umum (awam). 

Dan ketiga adalah kelompok masyarakat yang antipati terhadap dakwah, tidak mau menerima dakwah. 

"Mereka inilah yang butuh strategi khusus. Mungkin pendekatannya bukan lagi dari podium, tapi pendekatan yang bersifat personal," tukasnya.

Sementara itu, Wakil Ketua PCNU Jember, HM. Misbahus Salam dalam sambutannya, menegaskan bahwa salah satu strategi dakwah yang perlu diseriusi saat ini adalah dakwah melalui tulisan. 

Sebab, seiring berkembangnya teknologi digital, jangkauan dakwah dengan tulisan sudah begitu luas dan sangat mudah diakses. 

"Ini masuk kategori harokah fikriah yang menjadi konsep dasar perjuangan NU dalam memperjuangkan Aswaja . Tapi, untuk saat ini seperti yang sering disampaikan Kiai Ma'ruf amin bahwa penyebutan nama Aswaja perlu diikuti dengan kata-kata An-Nahdliyah. Sebab, sekarang banyak sekali kelompok lain yang mengembel-embeli diri dengan sebutan Aswaja," jelasnya. (Aryudi A. Razaq/Abdullah Alawi)