Jakarta, NU Online
Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Said Aqil Sirajd menyampaikan dua hal yang penting dalam sambutannya pada puncak acara hari lahir (Harlah) ke-62 Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU) yang berlangsung di Masjid An-Nahdlah PBNU, Sabtu (11/3).
Ia berpesan agar IPPNU terus mengawal, mengembangkan dan menjaga islam Ahlussunnah wal Jamaah, seperti prinsip moderat dan toleran, dan cita-citanya memperkuat persaudaraan sesama umat islam, persaudaraan sebangsa setanah air dan persaudaran persamaan sesama umat manusia.
Menurut Tokoh Muslim paling berpengaruh di dunia versi The Muslim 500 itu menyampaikan, yang pertama, IPPNU tidak boleh ragu dengan prinsip moderat dan toleran.
“Jika ini di perjuangkan untuk komitmen dan istiqomah, merupakan modal yang sangat besar bagi pergerakan IPPNU, jangan pernah bergeser dari prinsip moderat dan toleran dan dari cita-cita ukhuwah Islamiyah, wathoniyah dan insaniyah,” ujar Kiai Said.
Kedua, amal prinsip santri, menurut Kang Said sapaan akrab KH Said Aqil Siroj mengutarakan, santri itu tidak harus alumni pesantren, alumni SD, SMP, SMA juga santri asalkan hormat pada kiai, meskipun tidak pernah pesantren, walaupun belajarnya tidak pernah di pesantren asalkan hormat kepada kiai, sami'an watho'atan, itu jiwa santri namanya.
“Nah mengapa kita harus hormat kepada para kiai dan ulama NU? Karena kita yakin Ashabul haq yang memegang otoritas kebenaran dalam agama adalah para Ulama, selain itu kita ragu, benar apa tidak cara pemahaman agamanya, cara beragamanya, cara berpikirnya, orientasi agamanya benar apa tidak,” tutur Pengasuh Pesantren Al-Tsaqafah Ciganjur, Jakarta Selatan ini.
Oleh karena itu, imbuhnya, hormat dan taatlah pada para kiyai, ulama pesantren, dan ulama NU yang kita yakini mereka Ashabul haq, Ashabus sirotil haq, Ashabu kalimatil haq, Ashabu syauthil haq, Ashabut thoriqotil haq yang ucapannya benar, sikapnya benar dan cara berpikirnya benar, pemilik kebenaran dalam memahami agama.
Terakhir ia berpesan kepada seluruh kader IPPNU untuk selalu menghormati kiai sampai kapanpun, hingga yaumil qiyamah, yang sanadnya benar dan jelas, seperti KH Hasyim Asy’ari yang sanadnya jelas hingga Imam Syafi’i, Imam Syafi’i Abu Abdillah-Muhammad bin Idris bin Abbas bin Usman bin Syafi’i bin Musayyaf bin Ubeid bin Abu Yazid bin Abu Muthollib hingga Rasulullah SAW. (Anty/Fathoni)