Jakarta, NU Online
Ketua Umum Pengurus Besar Nadhlatul Ulama (PBNU) KH Said Aqil Siroj mengatakan bahwa kehadiran media sosial merupakan tantangan bagi NU. Sebab, berbagai kejahatan, kezaliman, dan fitnah bisa dilakukan melalui fasilitas tersebut.
"Kejahatan ada panggungnya, ada fasilitasnya yang mempermudah orang melakukan kejahatan, yaitu Medsos," kata Kiai Said pada acara pelantikan Pimpinan Pusat Jam'iyatul Qurra Wal Huffadh Nahdlatul Ulama (JQHNU) periode 2018-2023 di Gedung PBNU, Jakarta Pusat, Kamis (18/10).
Kiai kelahiran Kempek Cirebon, Jawa Barat itu mengaku heran kalau ada warga NU yang mempercayai informasi tentang dirinya yang dianggap sebagai penganut Syiah.
"Yang saya sesalkan, yang saya heran, kalau masih ada warga NU tanya, bahasa jawa ya, bahasa Cirebon lah, 'enggih tah sampean Syiah?' kader NU kok tanya gitu, justru kalau kader NU harus jawab, haqqul yakin bahwa itu fitnah," jelasnya.
Menyikapi tantangan yang berpotensi memecah belah NU tersebut, kiai alumnus Universitas Ummul Quro Mekkah, Arab Saudi itu pun mengimbau agar pengurus dan warga NU tetap solid.
"Oleh karena itu, kita harus memperkuat barisan, kita harus solid," jelas Kiai Said.
Kiai Said mengatakan, jika NU kuat, maka organisasi yang berdiri pada 1926 ini akan tetap ada hingga hari kiamat. "Kalau kita tetap solid, Insyaallah organisasi NU ini ilaa yaumil qiyamah. Kiai Hasyim Asy'ari, Kiai Wahab, Kiai Bisri boleh wafat, saya, Rais 'Aam pasti meninggal dunia, tetapi Nahdlatul Ulama tidak boleh bubar ila yaumil qiyamah," ucapnya. (Husni Sahal/Muiz)