Nasional

Ketua PBNU M Nuh Apresiasi Tranformasi Digital Organisasi lewat Aplikasi Kartanu

Sab, 20 Februari 2021 | 06:05 WIB

Ketua PBNU M Nuh Apresiasi Tranformasi Digital Organisasi lewat Aplikasi Kartanu

Ketua PBNU M Nuh. (Foto: dok NU Online)

Jakarta, NU Online
Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) H Muhammad Nuh mengapresiasi Tim Kesekjenan PBNU yang telah merintis dan melakukan transformasi digital di dalam organisasi yakni dengan membuat Aplikasi Kartu Tanda Anggota Nahdlatul Ulama (Kartanu).

 

“Kami menyampaikan apresiasi kepada Pak Sekjen (H Ahmad Helmy Faishal Zaini) dan kawan-kawan yang sudah merintis untuk melakukan transformasi digital itu di dalam organisasi PBNU,” ungkap Nuh dalam potongan video yang diterima NU Online, Jumat (19/2). Ia menyampaikan hal itu pada saat Rapat Harian Syuriyah-Tanfidziyah PBNU, Selasa (16/2) lalu.

 

Lebih jauh ia menginformasikan bahwa terdapat lima tahap yang mesti dilakukan untuk melakukan transformasi digital. Tahap pertama adalah sebagai supporter atau pendukung. Jadi, Informasi dan Teknologi (IT) digunakan hanya sebagai pendukung saja. Sementara tahap yang kedua adalah sebagai driver atau penggerak.

 

“Ketiga, sebagai pemungkin atau inabler. Nah sekarang kalau saya pelajari, yang digagas oleh Pak Sekjen masuk di tahap ketiga, pemungkin. Sesuatu yang tadinya tidak mungkin sekarang dengan IT sudah mungkin untuk mendata jumlah pengurus, anggota, profesi, dan lain-lain,” ungkap Ketua Dewan Pers periode 2019-2022 ini.

 

Ke depan ia berharap, PBNU benar-benar mesti masuk ke dalam tahap keempat yaitu transformasi. Nuh menegaskan, jika PBNU sudah bisa melakukan transformasi maka akan memunculkan efek yang luar biasa. 

 

“Kita harapkan ke depan (PBNU) masuk ke dalam tahap keempat yaitu transformasi. Kalau kita sudah bisa melakukan transformasi, saya kira, efeknya sangat luar biasa,” ungkap Menteri Pendidikan Nasional RI 2009-2014 ini.

 

“Tentu yang terakhir (tahap kelima) adalah sebagai disrupter atau disrupsi. Oleh karena itu Pak Sekjen, mohon dengan senang hati untuk terus dikawal proses transformasi digital ini,” harap Nuh.

 

Sebelumnya, Sekretaris Jenderal PBNU H Ahmad Helmy Faishal Zaini menegaskan bahwa hadirnya Aplikasi Kartanu yang saat ini sudah diunduh lebih dari 100 ribu pengguna melalui apps store dan playstore adalah sebuah transformasi besar organisasi. 

 

“Saya ingin mempertegas soal keorganisasian. Ini (aplikasi Kartanu) sebuah transformasi besar-besaran yang luar biasa,” tegas Helmy.

 

Menurutnya, Aplikasi Kartanu didesain untuk menunjang aktivitas keseharian dan juga sebagai identitas resmi warga NU. Sebab di dalamnya terdapat berbagai fitur menarik yang berfungsi memudahkan warga NU dalam berkegiatan, termasuk bermuamalah karena disediakan pasar digital (marketplace). Selain itu, terdapat petunjuk untuk membuat kartu tanda anggota NU. 

 

“Selama ini, warga NU kalau ingin membuat Kartanu harus datang ke kantor wilayah, cabang, dan ranting. Kondisi pandemi seperti ini, pasti ada banyak kesulitan. Kemudian sekarang era media sosial atau digital. Tentu sudah sangat berubah,” ungkap Helmy.

 

Karena itu, saat ini disiapkan dua pola. Pertama, warga NU masih bisa datang langsung ke kantor NU di daerah masing-masing. Kedua, bisa juga melalui platform digital atau aplikasi Kartanu. 

 

“Jadi mereka (warga NU) karena sudah 70 persen orang Indonesia sekarang sudah berurusan dengan internet, maka mereka cukup di rumah menggunakan handphone saja, bisa mendaftar untuk membuat Kartanu. Karena hanya cukup dengan menggunakan nomor induk kependudukan saja,” jelasnya.

 

Pengguna Kartanu dalam data

Aplikasi ini sudah diunduh lebih dari 100 ribu pengguna. Sekitar 80 ribu di antaranya telah melakukan pengajuan Kartanu. Terdapat 67.643 (87 persen) pengguna telah disetujui dan 9.207 (43,2 persen) masih menunggu persetujuan.

 

Jumlah pengguna laki-laki sampai saat ini berjumlah 37.762 (56,8 persen) dan perempuan sebanyak 28.669 (43,2 persen) pengguna. Lalu pengguna yang pernah mengenyam pendidikan pesantren sejumlah 40.640 (61 persen) dan pengguna yang tidak berpendidikan pesantren sebanyak 26.029 (39 persen).

 

Pengguna aplikasi Kartanu terbanyak adalah berasal dari PWNU Jawa Timur (54.649). Lalu disusul Jawa Barat (8.403), Jawa Tengah (2.711), Banten (1.485), Sumatera Selatan (1.412), Riau (1.194), Nusa Tenggara Barat (1.091), Kalimantan Timur (956), DKI Jakarta (890), dan Lampung (808).

 

"Aplikasi Kartanu ini juga sudah mendapatkan penghargaan dari google yaitu Best Application of 2020 (aplikasi terbaik di tahun 2020),” pungkas Helmy.  

 

Pewarta: Aru Lego Triono
Editor: Kendi Setiawan