Nasional

Ketua Pagar Nusa: Penanganan Terorisme-Esktremisme Perlu Ditinjau Ulang

Rab, 31 Maret 2021 | 15:30 WIB

Ketua Pagar Nusa: Penanganan Terorisme-Esktremisme Perlu Ditinjau Ulang

Nabil Haroen memberikan catatan, BNPT atau upaya deradikalisasi jangan hanya menggunakan pendekatan keamanan. (Foto: istimewa)

Jakarta, NU Online

Ketua Pagar Nusa, M Nabil Haroen mengatakan strategi penanganan aksi terorisme dan ekstremisme harus ditinjau ulang. "Apakah penanganan terhadap kelompok radikal, yang kemudian mendorong terjadinya ekstremisme dan bahkan terorisme, sudah terlaksana dengan baik? Apakah perlu dievaluasi," kata Nabil Haroen, Rabu (31/3) malam.

 

Pernyataan tersebut disampaikannya menyusul aksi serangan terduga teroris di Mabes Polri Rabu sore.

 

Nabil Haroen memberikan catatan, BNPT atau upaya deradikalisasi jangan hanya menggunakan pendekatan keamanan. "Kita juga harus menggunakan pendekatan pendidikan, secara bertahap hingga komprehensif. Maka, pesantren dari NU dan Muhammadiyah bisa dilibatkan sebagai jangkar deradikalisasi," kata pria yang juga anggota Komisi IX DPR RI.

 

Penyerangan di Mabes Polri, ujar Gus Nabil sapaan akrabnya, merupakan alarm bagi kita semua. Polri, BIN, TNI menjadi benteng penting dari keamanan dan pertahanan negara. Maka, deteksi dini intelijen dan keamanan negara sangat penting, sangat krusial. 

 

"Paska peledakan bom bunuh diri di Gereja Katedral Makassar (Ahad, 28 Maret 2021) pihak Polri telah melakukan pelacakan jaringan dan penggledahan beberapa lokasi ekstremis. Maka, jika ada penyerangan terhadap Mabes Polri ataupun kantor-kantor kepolisian di wilayah dan daerah, itu kondisi bahaya," ujarnya.

 

Nabil juga mengimbau masyarakat seyogyanya tetap tenang. "Kita berharap penuh agar pihak Polri dan lembaga intelijen negara, bisa bergerak cepat untuk antisipasi dan kontra-teror. Jangan sampai kita kalah dengan kelompok ekstremis. Indonesia harus bangkit sebagai negara damai yang menebar rahmah dan kesejahteraan kepada semua warganya," tegasnya.

 

Kronologi 

Dilansir Kompas, terduga teroris yang menyerang Mabes Polri itu berjenis kelamin perempuan dilihat dari pakaianya yang berupa gamis hitam, berkerudung biru, dan memakai tas slempang hitam.


Dari video yang tersebar di linimasa media sosial, wajah perempuan itu tertutup masker hitam dan ia memeluk amplop kuning. Ia masuk dari gerbang belakang Mabes Polri dan berjalan ke gedung utama yang letaknya di bagian depan gedung. 


Ia kemudian mendekat ke ruangan Kapolri Listyo Sigit Prabowo, tepatnya di pos penjagaan Mabes Polri. Seketika itu, ia melakukan ancaman dengan menodongkan senjata ke petugas jaga.


Ancaman itu direspons cepat oleh polisi dengan melumpuhkan perempuan tersebut dengan beberapa kali tembakan. Ia tergeletak dalam posisi tertelungkup. Area kejadian itu disebut sangat dekat dengan ruang kerja Kapolri Listyo Sigit Prabowo. 


Usai kejadian, Polri telah mengevakuasi jenazah perempuan itu. Sementara penjagaan dan pengamanan di sekitar area Mabes Polri juga diperketat. Para personel Polri bersenjata lengkap pun langsung melakukan penyisiran di sekitar lokasi. 

 

Pewarta: Kendi Setiawan
Editor: Fathoni Ahmad