Jakarta, NU Online
Habib Umar Muthohar menyampaikan taushiyah pada acara peringatan Haul ke-7 KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) Ā di komplek Al-Munawwaroh Jalan Warung Silah 10 Ciganjur, Jakarta Selatan, Jumat (23/12) lalu.
Sebagaimana haul Gus Dur yang diadakan tahun-tahun sebelumnya. Pada haul Gus Dur kali ini pun jajaran pejabat, ulama, seniman dan segenap masyarakat pecintai Gus Dur Ā memadati tempat haul untuk memperingati, dan meneladani bapak bangsa.
Setelah acara usai, NU Online berkesempatan mewawancarai Syukur (30), dan Mamang M. Haerudin (26) untuk memberikan respon terhadap taushiyah Habib Umar.
Menurut Syukur, taushiyah Habib Umar penuh dengan humor yang menyegarkan. Kita diajarkan untuk tidak gampang marah, tidak arogan, menjauhi caci-maki. Ā
āOleh karenanya, kita harus bersikap moderat dalam memahami atau menyikapi kehidupan beragama ini,ā ujarnya.
Sementara kata Mamang M. Haerudin, Habib Umar ceramahnya sangat menghibur, dan ini menjadi teladan buat kita semua, terutama bagaimana dalam beragama tidak harus kaku, cepat tersinggung, dan cepat marah.Ā
āKita bisa meneladani keberislaman Habib Umar sebagaimana Habib Umar meneladani Gus Dur,ā imbuhnya.
Dalam penyampainnya, Habib Umar banyak melontarkan joke-joke yang membuat hadirin tidak ngantuk, banyak yang tertawa lepas.
āKita dalam berkehidupan itu harus santai seperti ber-humor, tapi humor yang tidak kehilangan arah, humor yang penuh makna,ā pungkasnya. (Husni Sahal/Fathoni)