Kerugian Generasi Muda yang Lupa Sejarah dan Ajaran Pendahulu
NU Online · Selasa, 17 Agustus 2021 | 03:00 WIB
Kediri, NU Online
Pengasuh Pondok Pesantren Lirboyo HM Al-Mahrusiyah Lirboyo, Kediri, Jawa Timur, Dr. KH Reza Ahmad Zahid (Gus Reza) menyampaikan bahwa generasi saat ini wajib mengisi kemerdekaan, dengan tidak melupakan sejarah dan ajaran para pendahulu. Menurut Gus Reza akan merugi apabila generasi penerus tidak berpegangan kepada ajaran pendahulunya.
"Sebagai seorang kader, sebagai seorang generasi, sangatlah merugi dan sangatlah rapuh ketika dia menjalani kehidupannya tanpa berpegangan dengan manhaj para pendahulunya. Dia akan menjadi kader yang merugi, ketika dia melupakan metode manhaj dari para pendahulu-pendahulunya," tutur Gus Reza dalam Talkshow Santri dan Kemerdekaan RI, Ahad (15/8/2021).
Wakil Ketua PWNU Jawa Timur ini, Gus Reza menukil maqalah Al-Habib Muhammad bin Alawi al-Maliki, Assaqiyu man khoroja anmanhaji aslafihi; Seorang yang merugi itu adalah orang yang keluar dari manhaj salafnya, dari metode para pendahulu-pendahulunya.
"Nah, apa yang telah ditulis, digagas, oleh pendahulu-pendahulu kita, ayo kita jadikan satu manhaj kita, dalam mengisi kemerdekaan ini," kata peraih Magister Universitas Gajah Mada ini.
Lebih lanjut lagi, Gus Reza menekankan seorang generasi saat ini harus betul-betul memegang erat dawuh masyayikh. Sejarah masa lalu para pendahulu, ini betul-betul dijadikan satu manhaj untuk kehidupannya. Gus Reza mengutip pesan Hadratussyaikh Hasyim Asy’ari.
"La khoiro fi ummatin idza kana abnauha juhala, tidak ada kebagusan bagi sebuah di mana generasi-generasinya orang yang bodoh. Wa la tasluhufiummatin illa bil ilmi, dan tidak ada kemaslahatan bagi umat kecuali dengan ilmu," kata Gus Reza mengutip pesan tersebut.
Artinya, kata Gus Reza, kader yang disiapkan, generasi yang disiapkan haruslah genereasi yang andal, generasi yang berilmu sehingga apa yang dilakukan untuk kemaslahatan negara ini betul-betul menjadi satu kemaslahatan yang ammah, yang dirasakan oleh seluruh bangsa Negara Kesatuan Republik Indonesia.
"Ini pentingnya kita harus berpegangan pada dawuh-nya pendahulu-pendahulu kita, mengetahui betul sejarah kisah perjuangan para pendahulu-pendahulu kita," jelas Gus Reza dalam acara yang dihadiri oleh mayoritas anggota Ikatan Silaturahmi Keluarga Al-Mahrusiyah ini.
Bahaya tidak mengetahui sejarah pendahulu
Gus Reza juga membeberkan bahaya apabila generasi saat ini tidak mengetahui sejarah pendahulu. Karena itu jangan sampai generasi saat ini menghadapi dunia ini, menyikapi dunia ini dengan dengan tidak tahu sejarah masa lalu.
"Bahaya, sangat-sangat bahaya, niscaya dia akan keluar dari rel yang ada dari rel yang sesungguhnya. Karena ketika dia menyikapi dunia ini tanpa pengetahuan tentang sejarah pendahulu-pendahulunya dan pada waktu itu kemudian ada terpaan angin, ada musibah yang menghantamnya maka dengan mudah dia akan goyah," tegas peraih gelar Doktoral UIN Sunan Ampel Surabaya ini.
Goyah, Gus Reza mengartikannya tergoda dengan ideologi transnasional, dengan transkultur dari luar yang masuk ke Indonesia. Goyah juga dengan adanya aliran-aliran yang baru, ideologi-ideologi yang baru. Kunci menghadapi itu, lanjut Gus Reza, bagaimana berpegangan dengan nasihat para pendahulu mengetahui sejarah para ulama-ulama kita.
Gus Reza juga mengutip kata-kata Marcus Garvey tentang pentingnya sejarah yang berbunyi, A People without knowledge of their past history, origin and culture is like a tree without roots. Artinya satu golongan manusia ketika dia tidak mengetahui tentang wawasann pendahulunya dia tidak mengetahui asal-usulnya, dia tidak mengetahui budaya pendahulu-pendahulunya, maka ibarat pepohonan, ibarat tanaman yang tidak memiliki akar.
"Sehingga ketika angin itu menerpa maka dengan mudah dia pasti akan roboh, generasi ketika tidak berpegangan dengan sejarah asal-usul budaya para pendahulunya naudzubillah min dzalik terpaan ideologi baru, terpaan transnasional ideologi, terpaan budaya-budaya baru masuk ke negara kita, ini sangat berbahaya dan bisa merobohkannya," sambung Gus Reza.
Gus Reza menyebut, ummatun la ta’rifu tarikhaha, ketika ada umat kemudian dia tidak tahu sejarah masa lalunya, latuhsinu siyaghota mustaqbaliha, maka dia tidak akan mampu merangkai kehidupan masa depannya dengan bagus, tidak akan mampu melukis kehidupannya dengan indah.
"Maka inilah pentingnya berpegangan dengan manhaj salaf, pentingnya mengetahui sejarah para pendahulu-pendahulu kita," pungkas cucu KH Mahrus Ali ini.
Pewarta: Ahmad Nahrowi
Editor: Kendi Setiawan
Terpopuler
1
Jadwal Pemberangkatan Jamaah Haji Embarkasi Surabaya 2025
2
Paus Fransiskus, Ia yang Mengurai Simpul Kehidupan dan Menyembuhkan Luka-luka Dunia
3
Hilal Teramati, LF PBNU Umumkan Awal Dzulqa'dah 1446 H Jatuh Esok
4
Data Hilal Rukyatul Hilal Awal Dzulqa'dah 1446 H
5
209 Orang Calon Jamaah Haji Asal Bungo Mulai Masuk Asrama pada 20 Mei
6
LPBI PWNU Jateng Terjunkan Tim Bantu Korban Bencana Tanah Gerak di Brebes
Terkini
Lihat Semua