Jakarta, NU Online
Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi terus berupaya meningkatkan indeks pembangunan manusia melalui peningkatkan keterampilan masyarakat. Untuk tujuan ini, mereka menggandeng Fatayat dan Ikatan Pelajar Putra Nahdlatul Ulama sebagai mitra strategis dalam pengembangan sumber daya manusia (SDM) di berbagai bidang, terutama ekonomi.
Kerja sama ini diteken, Senin (8/8) di Lanati 5 Gedung PBNU Jalan Kramat Raya Jakarta Pusat. Hadir dalam penandatnganan kerja sama ini Ketua Umum PP Fatayat NU Anggia Ermarini, Ketua Umum PP IPNU Asep Irfan Mujahid, Direktur Pengembangan SDM Kemendes Priyanto, dan jajarannya.
Dalam paparannya, Anggia Ermarini mengatakan, selama ini Fatayat telah melakukan upaya pengembangan sumber daya manusia melalui pemberdayaan perempuan di banyak bidang yaitu ekonomi, koperasi, produk kreatif, dan keterampilan-keterampilan. Menurutnya, program Kemendes yang menitikberatkan kepada pemberdayaan perempuan merupakan titik temu strategis untuk mewujudkan misi pengembangan SDM.
“Fatayat memiliki potensi kuat dalam mengembangkan produk-produk kreatif, karena perangkat organisasi di beberapa daerah telah ada yang sampai sekarang membuka koperasi dan berbagai jenis industri kreatif,” terang Anggi.
Jika potensi ini dikerjasamakan, tambahnya, tentu akan memunculkan prestasi luar biasa di bidang pengembangan manusia sehingga kerja sama ini merupakan langkah strategis antara unsur pemerintah dengan organisasi kemasyarakatan.
“Fatayat juga sekaligus punya misi penguatan organisasi melalui bidang ekonomi sehingga program pengembangan manusia akan terus menguat di seluruh daerah,” ujar perempuan kelahiran Sragen, Jawa Tengah ini.
Senada dengan Anggi, Asep Irfan Mujahid juga menilai bahwa pengembangan sumber daya manusia juga harus dimulai dari pemudanya sehingga hal ini merupakan tantangan yang harus dikerajan secara bersama-sama untuk mewujudkan tujuan tersebut. “Pengembangan kreativitas harus dimulai sejak muda, sebab itu IPNU sangat strategis karena mempunyai jejaring hingga ke level akar rumput,” ujar Asep.
Sementara itu, Direktur Pengembangan SDM Kemendes Priyanto menegaskan tentang indeks pembangunan manusia yang harus terus ditingkatkan, terutama pemberdayaan dalam bidang ekonomi kreatif. Dia menjelaskan, sebenarnya langkah ini telah dilakukan pihaknya sejak 2003 silam.
“Karena keterbatasan sumber daya, maka hal ini tidak bisa dilakukan sendirian sehingga harus dijalin sebuah kemitraan dengan organisasi strategis seperti Fatayat dan IPNU,” ujar Priyanto.
Dia menandaskan, agar program berjalan dengan optimal, pihaknya meminta semua unsur organisasi harus melakukan pekerjaan secara tuntas dengan turun langsung ke lapangan. Hal ini dia sampaikan karena Fatayat dan IPNU memiliki potensi yang bisa secara langsung digarap.
“Program ini menekankan praktik pengalaman (practice excersice) sehingga harus disiapkan, baik dari sisi pelatihan sampai ke tahap pemasaran produk-produk kreatif yang harus dikontrol secara optimal,” jelasnya. (Fathoni)