Nasional

Kemenag Dukung Siswa Paskibraka Pertama dari Madrasah Masuk Akpol

Sel, 18 Agustus 2020 | 18:00 WIB

Kemenag Dukung Siswa Paskibraka Pertama dari Madrasah Masuk Akpol

Muhammad Adzan, anggota Paskibraka asal MAN 2 Kota Bima saat berkunjung ke Kemenag. (Foto: Istimewa)

Jakarta, NU Online
Kementerian Agama (Kemenag) melalui Direktorat Jenderal Pendidikan Islam mendukung siswa madrasah pertama pembentang bendera pusaka pada Peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) RI ke-75, Muhammad Adzan, mewujudkan cita-citanya masuk Akademi Kepolisian(Akpol).


Dirjen Pendidikan Islam Kemenag Muhammad Ali Ramdhani mengaku bangga atas prestasi yang diraih Muhammad Adzan karena menjadi anggota Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka). Peran serta putra kedua pasangan Muhammad Daud dan Vivi Liliana ini telah mendongkrak citra madrasah pada perhelatan nasional.


Selama ini, lanjut dia, khusus kegiatan Paskibraka mayoritas diisi oleh siswa yang berasal dari kalangan sekolah umum. Apalagi menjadi anggota pembentang bendera jarang sekali ditemukan.


Dalam catatan Kemenag, Muhammad Adzan merupakan siswa madrasah pertama yang menjadi anggota Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibaraka) tahun 2020 dari unsur madrasah saat upacara HUT RI ke-75 di Istana Negara, Jakarta Pusat, (18/8) kemarin.


“Hal ini meningkatkan optimisme kami untuk membina anak-anak madrasah dalam segala bidang,” kata Dirjen Pendis saat menerima kunjungan Muhammad Adzan dan Deputi Pengembangan Pemuda Kemenpora RI Asrorun Ni’am Sholeh di Kantor Kemenag Jakarta Pusat.


M Ali Ramdhani menambahkan, pihaknya memberikan uang tunai Rp 10 juta dan satu unit iPad sebagai wujud apresiasi Kemenag dan untuk penunjang pembelajaran Muhammad Adzan di sekolah nanti. Capaian yang diraih Adzan, lanjut dia, sudah selaras dengan tagline madrasah yakni madrasah bermartabat dan berprestasi.


Di tempat yang sama, Muhammad Adzan mengaku mendapatkan banyak dorongan dari guru, sekolah, dan Pemprov NTB. Namun, Adzan mengaku belum puas terhadap prestasi yang saat ini ia capai. Dia berkeinginan melanjutkan pendidikannya ke Akpol pada saatnya nanti.


“Saya sekarang punya modal setidaknya fisik saya memadai karena tinggi saya 180,5 cm. Belum lagi kemampun baris berbaris serta latihan fisik. Saya yakin bisa meraihnya,” tutur siswa kelahiran Kupang, 13 April 2003 ini.


Adzan bercerita, sebelum menjadi anggota Paskibraka dia harus menyingkirkan 400 pendaftar di tingkat kabupaten/kota. Lalu melaju ke jenjang seleksi yang lebih tinggi yakni provinsi dan nasional.


“Di Paskibraka Pusat, saya menjadi komandan kelompok (Danpok),” ungkap siswa kelas XI Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 2 Kota Bima, Nusa Tenggara Barat ini.


Pewarta: Abdul Rahman Ahdori
Editor: Musthofa Asrori