Nasional

Keberadaan NU Perkuat Paham Aswaja

NU Online  ·  Jumat, 18 Mei 2012 | 11:02 WIB

Jakarta, NU Online
Keberadaan Nahdlatul Ulama (NU) memperkuat ahlussunnah wal jamaah (Aswaja) sebagai paham yang dianut umat Islam yang berdasar pada Al-Qur’an, Hadits, hikmah sahabat, dan khazanah intelektual yang ditulis oleh kalangan ulama terpercaya.<>

Demikian diungkapkan Wakil Sekjen PBNU, H Abdul Munim DZ, di hadapan sekitar 120 civitas akademika STAI KH Abdul Kabier Kab. Banten yang tengah mengadakan rangkaian ‘Silaturahmi Ilmiah, Menatap NU dahulu, kini, dan mendatang’ di Kantor PBNU Jl. Kramat Raya No. 164 Jakarta Pusat, Rabu (16/5) siang.

Menurutnya, umat Islam yang menganut paham Aswaja ini cukup banyak. Mereka tersebar di pelbagai belahan dunia. Di Indonesia pun demikian. Umat Islam Indonesia adalah penganut terbesar paham aswaja di dunia. Aswaja di Indonesia berkembang pesat baik dari sisi kultural maupun kelembagaan.

NU lembaga yang berhaluan Aswaja dan mengawal paham Aswaja melalui komponen-komponen seperti pesantren dan tradisi keislaman yang diwariskan oleh walisongo. Paham Aswaja demikian kokoh dengan pengawalan ketat dari para kiai dan santri.

Sementara seiring perkembangan waktu, “Aswaja mendapat tantangan dari kanan dan kiri,” katanya.

“Mereka mencoba merongrong paham Aswaja ini dengan segala macam bentuk, daya, dan dana. Paham aswaja dianggap sebagai kekuatan yang menghalangi hasrat kuasa mereka baik sisi politik, hokum, ekonomi, dan budaya. Karenanya, mereka mencoba mempengaruhi kader-kader aswaja guna menjauhkan para kader dari akar kesejarahannya,” tandas Abdul Mun‘in DZ.

Dengan mengerahkan daya maksimal, mereka terus melakukan ekspansi. Paham aswaja di pelbagai negara dan sejumlah organisasi Islam di Indonesia, kerap meminta bantuan kepada NU dalam mengatasi tantangan yang dihadapi. NU dinilai oleh mereka adalah ormas yang memiliki kekuatan ekstra dan pengalaman cukup dalam mengatasi persoalan demikian.

Dengan basis massa, kekuatan tradisi, daya intelektual keaswajaan, dan militansi kader, NU menjadi satu-satunya kekuatan yang diandalkan oleh massa Aswaja di luar dan dalam negeri. Mereka kerap datang ke NU untuk mempelajari model keorganisasian NU.

Sedikitnya 120 civitas akademika STAI Abdul Kabier, mendapat gambaran jelas posisi NU dalam menghadapi tantangan dan pengembangan Aswaja. Mereka terdiri dari mahasiswa-mahasiswi dan dosen mata kuliah Aswaja di kampusnya.



Redaktur: A. Khoirul Anam
Penulis   : Alhafiz Kurniawan