Nasional

Katalog Naskah Keagamaan Cirebon Siap Difinalisasi

Rab, 26 Juni 2019 | 00:45 WIB

Bogor, NU Online
Katalog naskah keagamaan Cirebon I dan II siap difinalisasi. Sejumlah ahli filologi, akademisi, dan pencinta naskah kuno diundang dalam acara tersebut. Draf penyusunan monograf atau katalog naskah yang diinisiasi Balai Litbang Agama Jakarta ini dilaporkan sudah memasuki tahun ketiga.

Kepala BLA Jakarta Nurudin Sulaiman dalam pembukaan kegiatan pengembangan bertema Pembahasan Draf Final Penyusunan Monograf/Katalog Naskah Keagamaan Cirebon II mengatakan, penyusunan katalog ini sudah dilakukan sejak 2016. “Oleh karena itu, tahun ini kami berkomitmen memfinalkannya,” kata Nurudin kepada NU Online di Bogor, Selasa (25/6) malam.

Penyusunan monograf, kata Nurudin, bisa mendorong partisipasi publik dalam konteks keterbukaan informasi. Jika ditelusuri lebih mendalam, betapa banyak nilai yang termaktub dalam naskah kuno kita. “Nah, sekarang bagaimana kita menginformasikan kembali kepada masyarakat melalui katalog yang kita susun,” tandasnya.

Bagi Doktor jebolan UI ini, finalisasi penyusunan katalog tersebut merupakan langkah strategis yang cukup luas dampaknya. Minimal langkah tersebut bisa menjadi bahan kajian di kampus-kampus. Ia berharap, langkah tersebut betul-betul bisa diinformasikan dalam cakupan yang lebih luas kepada masyarakat umum.

“Kami menyambut baik langkah dan strategi cepat Kepala Puslitbang Lektur, Khazanah Keagamaan, dan Manajemen Organisasi (LKKMO) dalam pembuatan rancangan Pusat Manuskrip Nusantara. Kami memahami nilai-nilai yang terkandung dalam manuskrip dan Khazanah Indonesia,” tandasnya.

Pria asal Banyuwangi  ini menambahkan, kegiatan ini bekerjasama dengan para akademisi dan filolog melalui focus group discussion (FGD) atau diskusi kelompok terarah. Menurut dia, kegiatan katalogisasi ini perlu dibuat agar bisa disusun lebih sistematis. “Mudah-mudahan melalui kegiatan ini bisa dihasilkan draf yang mendekati final,” harapnya.

Menurut Kepala Puslitbang LKKMO Muhammad Zain, para ahli menegaskan bahwa manuskrip itu menyimpan banyak memori intelektual. Dalam manuskrip itu terjadi ketersambungan dengan intelektualitas masa lalu. “Oleh karena itu, menyusun katalog jelas sangat penting. Saya berharap dari 200 manuskrip ini, kira-kira ada satu, dua, atau tiga kalimat yang bisa diviralkan melalui media sosial,” ujarnya.

Ia mencontohkan, dalam sebuah naskah Cirebon ditemukan pembahasan tentang tata cara memelihara burung. Hanya saja belum dijelaskan dalam konteks apa. “Kira-kira jika hal ini bisa diangkat oleh para filolog, maka ini merupakan sumbangan yang penting bagi bangsa ini,” tandasnya.

Menurut pria asal Sulawesi ini, manuskrip bisa menjaga ketersambungan intelektualitas. Oleh karenanya, kita perlu mengambil sesuatu yang berharga dari para intelektual masa lalu dan bermanfaat bagi intelektual masa kini.  “Harus ada quote atau kata mutiara yang bisa diviralkan. Saya merindukan dari kajian-kajian manuskrip ini kita menemukan intelektual bangsa,” ujarnya penuh harap.

Ia menyebut era sekarang kita sedang mengalami rendah literasi agama. Di era disrupsi ini terjadi dislokasi agama. “Kita menemukan penceramah yang tidak tahu di mana nyantrinya namun follower (pengikut)-nya bisa mencapai 4 juta. Oleh karena itu, saya berharap BLA Jakarta terus melakukan kegiatan positif. Kalau perlu diviralkan kegiatan-kegiatannya,” tegas Zain.

Selain para peneliti BLA Jakarta dan akademisi dari sejumlah kampus, acara tersebut dihadiri para aktivis Masyarakat Pernaskahan Nusantara (Manassa) Cirebon, filolog, dan pemerhati naskah kuno. Acara yang digelar di Sahira Butik Hotel Jl Paledang No.53, Paledang, Blok Gajah, Kota Bogor, Jawa Barat ini dijadwalkan tiga hari, Selasa-Kamis, 25-27 Juni 2019. (Musthofa Asrori)