Kudus, NU Online
Memasuki abad melenial ini, kader Nahdlatul Ulama harus siap menghadapi Revolusi Industri 4.0. Pada era itu, kader NU harus bisa mengantisipasi hilangnya profesi lama dan tumbuhnya jenis profesi baru.
Demikian yang diungkapkan ketua Pimpinan Cabang Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama (PC ISNU) Kabupaten Kudus Kisbiyanto kepada NU Online, Ahad (14/10)
Menurut Kisbiyanto, kehidupan manusia pada era revolusi Industri 4.0 banyak menggantungkan pada alat-alat yang mempunyai kecerdasan buatan. Seperti halnya smart phone (telepon cerdas), program-program komputer yang super canggih yang bisa mengendalikan berbagai pekerjaan, dan tugas–tugas manusia.
"Revolusi industri 1.0 ditandai penemuan mesin uap. Revolusi industri 2.0 ditandai penemuan listrik. Revolusi industri 3.0 ditandai dengan otomasi. Sedangkan revolusi industri 4.0 ditandai dengan kecerdasan buatan (artificial intellegence)," terangnya.
Dosen IAIN Kudus ini menuturkan pengalamannya waktu berkunjung ke negara Amerika Serikat. Dikatakan, tata kota Amerika semuanya dikendalikan oleh mesin atau alat canggih. Monorel atau kereta antar kota yang mempunyai jaringan sangat rumit, sistem tiket, stasiun semua dikendalikan menggunakan alat buatan, tidak dilayani oleh manusia lagi.
"Sehingga begitu saya sampai kota New York, maka saya ke loket pembelian kartu untuk misalnya 1 bulan. Kartu itu dibeli dengan bayar via online atau kartu kredit. Belinya tidak dilayani manusia, tapi digital secara swalayan oleh kita sendiri. Keluar masuk stasiun kereta, naik bis, semuanya dengan kartu itu tinggal ditempelkan aja. Tanpa layanan manusia." tuturnya.
Kisbiyanto menilai, revolusi industri 4.0 pasti akan menghilangkan fungsi manusia dalam profesinya. Bahkan, akan banyak profesi atau pekerjaan yang hilang karena digantikan mesin atau alat cerdas.
"Tetapi, profesi baru juga akan muncul," tegasnya.
Profesi atau pekerjaan yang akan sangat berkurang atau bahkan hilang, kata Kisbiyanto, antara lain resepsionis hotel/kantor dan lain-lain, teller bank, tukang kayu, desain tiga dimensi, agen travel, juru masak fast-food dan operator mesin, tukang las, staf akuntan, operator mesin, supir truk, dan ahli mesin.
Sementara profesi atau pekerjaan baru akan tumbuh di era revolusi industri 4.0, di antaranya pemeliharaan dan instalasi, mediasi, medis, analis data, manajer sistem informasi, konselor vokasi, analis dampak lingkungan, perancang pemograman kecerdasan buatan, perancang dan pengendali mesin otomasi, perancang sofware dan game online, dan semacamnya.
"Karenanya, kader NU harus mampu mengamati dan tahu serta bisa memprediksi masa depan, profesi-profesi yang akan hilang dan profesi baru apa yang support untuk masa depan kita," pungkasnya. (Qomarul Adib/Muiz)